Mengawali orasinya, Ruhulessin mengatakan bahwa peradaban etik suatu bangsa ditandai oleh lahirnya pemimpin-pemimpin bangsa yang memiliki keberpihakan penuh kepada rakyatnya, dan itu bisa terjadi pada pemimpin yang berhasil menjadikan etika kebangsaan sebagai sendi dasar kepemimpinannya, pemimpin yang bertanggungjawab secara etis kepada bangsa, negara dan warganya, dan karena itu percaya kepada Tuhan yang diimani oleh bangsanya.