Ubah Orientasi Kerja Pemuda Jadi Topik Menarik Sidang Ke-40 Klasis GPM Lemola
Sejak bulan
Februari yang lalu sampai April 2024 yang akan datang, 34 Klasis GPM di Maluku
dan Maluku Utara menggelar persidangan Klasis untuk mengevaluasi pelayanan dan
keuangan gereja tahun 2023 dan menetapkan program serta Anggaran Pendapatan dan
Belanja Klasis tahun 2024.
Minggu (17/3),
persidangan berlangsung di beberapa Klasis yaitu Klasis Seram Barat, Taniwel,
Pp. Babar, Damer, Pp. Letti Moa Lakor, Pp. Lease, dan Tanimbar Selatan.
Klasis Letti Moa
Lakor (Lemola, red) menggelar sidang di Jemaat GPM Batimiau, Pulau Letti
dihadiri oleh 124 peserta yang terdiri dari Majelis Pekerja Klasis dan peserta
tetap dari 28 Jemaat di ketiga pulau tersebut.
Dalam
Laporannya, Ketua Panitia - Ny. Herlina Usmany, S.Pd, menerangkan bahwa sidang
Klasis ini pernah pula dilaksanakan di Batumiau pada tahun 1995, dan 29 tahun
kemudian baru terlaksana lagi Sidang ke-40 ini. Karena itu semua warga jemaat
menyambut dan melayani semua peserta dengan penuh sukacita. Hal itu diwujudkan
dalam pemberian warga gereja untuk menopang tugas-tugas Panitia.
ISU EKONOMI DAN MINDSET KERJA PEMUDA
Beberapa isu
penting akan digumuli dalam persidangan ini, dan salah satunya ialah isu
ekonomi terutama ketahanan pangan daerah, sesuai arahan MPL ke-44 Sinode GPM
tahun 2024 yang lalu, yang tentunya selaras dengan Pola Induk Pelayanan dan
Rencana Induk Pengembangan Pelayanan (PIP/RIPP GPM, 2015-2025).
Untuk maksud
itu, gereja harus bersungguh-sungguh melakukan upaya mendorong aktifitas
ekonomi berbasis rumah tangga sesuai dengan kekayaan alam atau potensi ekonomi
yang ada di wilayah pelayanannya, terutama di Pulau Letti, Moa dan Lakor.
Demikian penegasan Pdt. M.M. Timisela, selaku Ketua Klasis Lemola dalam
Pidatonya. Selain itu, pihaknya telah berusaha dan akan melanjutkan komunikasi
dengan Klasis-klasis dalam wilayah Maluku Barat Daya guna menata jejaring
produksi-distribusi dan pemasaran antar pulau, sehingga ada aktifitas ekonomi
yang hidup.
Meresponi hal
itu, diperlukan kolaborasi secara sistemik antara gereja dengan pemerintah.
Demikian pendapat Pdt. E.T. Maspaitella, dalam Arahan MPH Sinode GPM pada
pembukaan persidangan itu. Menurut Maspaitella, kesadaran gereja untuk
mendorong ketahanan pangan daerah merupakan sikap gereja, dalam perspektif
ekonomi Allah, untuk mengantisipasi gelombang inflasi dan cuaca ekstrim yang
telah terjadi saat ini. Karena itu melalui Gerakan Keluarga Menanam, Gerakan
Keluarga Melaut dan Gerakan Keluarga Memasarkan hasil produksi (GKM), semua
warga jemaat mesti melakukan aktifitas ekonomi atau bekerja sesuai potensi diri
dan potensi ekonominya setiap hari.
Dalam kaitan
itu, Bupati Maluku Barat Daya, Benjamin Th. Noach, ST, meminta Gereja untuk
membantu pemerintah membina umat untuk mengubah orientasi kerja dari ambtenar
ke wirausaha di bidang pertanian, peternakan, kelautan dan perinanan, dan usaha
lainnya. Sebab wirausaha adalah jalan menuju kesejahteraan. Demikian
disampaikan Bupati MBD, Benjamin Th. Noach, ST dalam Sambutannya pada Pembukaan
Sidang ke-40 Klasis Letti Moa Lakor di Gereja Bethel, Jemaat GPM Batimiau,
Pulau Letti.
Sidang ke-40
Klasis Lemola masih berlangsung sampai dengan Senin, 18 Maret 2024 dengan
agenda Sidang Komisi dan Sidang Pleno hasil Kerja Komisi.