TUAGAMA: MEMBERI DIRI UNTUK MELAYANI
Salah satu jabatan yang tidak
dapat disepelakan dalam pelayanan gereja adalah Tuagama (Kostor). Sebutan yang
melekat bagi orang yang mengurus gedung gereja, mulai dari kebersihan sampai
pada membunyikan lonceng gereja untuk memanggil umat beribadah. “Pengurus Rumah
Tuhan” dapat disematkan bagi Tuagama sebab dengan sadar mau memberi diri melayani
Tuhan walaupun dipandang kecil/sederhana, tapi selalu dibutuhkan.
Minggu, 18 Mei 2024 telah
dilaksanakan pelantikan bagi seorang Tuagama di Jemaat Ebenhaezer Klasis Kota
Ambon pada Kebaktian Minggu sekaligus Kebaktian hari Pentakosta. Bapak John
Reinol Manuhutu memberi diri sebagai Tuagama dalam kesadaran memberi diri untuk
melayani Tuhan. John Reinol Manuhutu merupakan seorang Aparatur Sipil Negara
yang bekerja pada Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Wilayah
Maluku, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kementrian PUPR. Dalam
kesaksiannya, Manuhutu merasa terpanggil bahwa apa yang dimiliki dalam hidupnya
saat ini, entah itu jabatan, keluarga, baik isteri dan anak merupakan kasih
karunia Allah. Oleh karen itu, Manuhutu merasa bertanggung jawab untuk meresponi
kasih karunia itu dengan kesungguhan hati memberi diri melayani sebagai Tuagama
tanpa upah.
Pdt. J. Siwalette sebagai Pelayan
Firman menyampaikan bahwa pemberian diri Manuhutu untuk menjadi Tuagama
merupakan bagian dari pekerjaan Roh Kudus, karenanya Manuhutu mau memberi diri
untuk pekerjaan Tuhan.
Manuhutu dalam upayanya untuk melayani
Tuhan sebagai Tuagama pernah menulis surat permohonan kepada Majelis Jemaat GPM
Ebenhaezer Klasis Kota Ambon untuk dirinya dapat menjadi Tuagama Gereja
Protestan Maluku di Jemaat GPM Ebenhaezer. Dukungan keluarga tentu saja terus
diperoleh Manuhutu dan hal tersebut menjadi salah satu kekuatan baginya untuk
menjalankan tanggung jawab pelayanan. Manuhutu meyakini bahwa meskipun sibuk bekerja
tetapi tanggung jawab melayani sebisa mungkin tidak terabaikan. Keyakinan bahwa
Tuhan akan menolongnya untuk mengatur waktu dengan baik menjadi salah satu
semangat dari dalam diri. Manuhutu meyakini bahwa yang mustahil bagi manusia,
tidaklah mustahil bagi Tuhan, sehingga Tuhan pasti menolongnya melalui berbagai
macam tantangan pelayanan.