Tetap Teguh Dalam Derita
Yohanes 19 : 1 - 12
Pada prinsipnya setiap orang yang melakukan pelanggaran atau
kejahatan, harus menerima hukuman sesuai perbuatannya. Namun ada juga
orang-orang yang dengan terpaksa menjalani hukuman akibat perbuatan orang lain
(mis: dijebak, difitnah, dll). Situasi seperti inilah yang dialami oleh Yesus
dalam bacaan kita. Akibat fitnahan yang disampaikan oleh orang-orang Yahudi,
membuat Yesus harus menanggung penderitaan karena disesah, diolok bahkan
ditampar (ay. 1-3). Meskipun Pilatus telah mengatakan tidak mendapati kesalahan
pada Yesus, tetapi imam-imam kepala dan para penjaga bersikeras untuk
menyalibkan-Nya (ay. 4, 6). Hukuman mati yang diinginkan orang Yahudi kepada
Yesus didasari alasan karena Yesus manganggap diri-Nya sebagai anak Allah (ay.
7). Untuk meyakinkan dirinya, Pilatus mengajukan pertanyaan lagi kepada Yesus tentang
siapa diri-Nya (ay. 9). Akan tetapi atas pertanyaan itu Yesus memilih untuk
diam. Pilatus melanjutkannya dengan pernyataan terkait jabatannya, tapi dengan
tegas Yesus membantahnya. Hal ini mengindikasikan bahwa Yesus tetap berpegang
teguh pada pendirian-Nya meski harus menderita. Berpegang teguh artinya sikap
yang tetap pada pendirian dan tidak mudah terpengaruh oleh situasi apapun.
Sikap Yesus memperlihatkan ketaatan-Nya yang berpegang teguh terhadap semua
rencana Allah. Oleh karena itu Ia rela dihukum meski tanpa bersalah. Keteguhan
yang diperlihatkan oleh Yesus haruslah juga menjadi sikap dan kepribadian kita.
Keteguhan dimaksud tentu saja tidak terlepas dari kehendak Allah. Sikap seperti
ini akan menolong kita agar tidak mudah goyah dan terpengaruh meski
diperhadapkan dengan penderitaan. Selamat mengakhiri bulan ini dan masukilah
bulan yang baru dengan tetap berpegang teguh pada Yesus.