SULTAN TIDORE BERSAMA MPH SINODE GPM MENANAM PALA DI SOFIFI
Sebagai bagian dari agenda Sidang ke-36 Klasis GPM Ternate (25/2) maka hari ini (26/2) dilakukan penanaman anakan pala di lahan milik GPM yang berlokasi di Dusun Durian, Kota Tidore Kepulauan.
Seperti diketahui lahan ini diperoleh GPM sebagai hasil tukar guling dengan tanah milik gereja di Soasiu, Tidore, yang pernah dilanda konflik tahun 1999. Sebab itu, lahan ini merupakan wujud dari ikatan historik GPM dengan kesultanan Tidore sejak dahulu, dimana sebagian besar soa Tobaru, merupakan warga gereja GPM.
Hari ini (Senin, 26/2), bertempat di lahan tersebut, MPH Sinode GPM, dalam hal ini Ketua, Pdt. E.T. Maspaitella dan Sekretaris Umum, Pdt. S.I. Sapulette, bersama Sultan Tidore, H. Husain Alting Syah, S.E., M.M, secara langsung melakukan penanaman anakan pala.
Menurut Maspaitella, sejak tahun 2021 GPM telah mencanangkan GKM yaitu Gerakan Keluarga Menanam, Gerakan Keluarga Melaut dan Gerakan Keluarga Memasarkan hasil produksi ekonomi.
Aksi penanaman pala ini adalah bentuk nyata dari Gerakan Keluarga Menanam, khusus tanaman khas daerah, seperti pala dan cengkih serta aneka buah-buah khas Maluku dan Maluku Utara. GKM dalam dimensi keluarga menanam bertujuan pula untuk melindungi tanah-tanah milik keluarga sebagai satuan tanah di dalam satu negeri/desa. Hal itu dapat menolong proses perlindungan atas lahan dan juga advokasi lingkungan dengan menggalakan penanaman tanaman endemik atau potensi unggulan daerah.
Dalam responsnya, Sultan Tidore, H. Husein Akting Syah, berterimakasih kepada GPM sebab telah hadir di wilayah kesultanan Tidore, sebagaimana sediakala dan terus mendorong proses pembangunan serta pemberdaya masyarakat. Ia berharap gerakan keluarga menanam ini memberi inspirasi kepada warga masyarakat di Kesultanan Tidore untuk terus mengembangkan aktifitas ekonomi dan menata jaringan pemasaran sehingga sinergis dengan langkah yang ditempuh GPM pula.
Sebagai Sultan, ia pun berharap langkah GPM ini didukung pemerintah Kabupaten Tidore Kepulauan dan Provinsi Maluku Utara, termasuk penyediaan jalan akses masuk ke lokasi tersebut.
PALA SEBAGAI POHON PERDAMAIAN
Sebagai pulau penghasil cengkih dan pala, Maluku Utara adalah pulau rempah yang kaya. Pada kesempatan itu Sultan menyebut bahwa pala adalah pohon perdamaian, lambang persaudaraan. Ia meminta agar dengan menanam pala di sini, GPM terus memainkan peran untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan di Maluku Utara, sebab selama ini GPM sudah berbuat banyak hal untuk itu.
"Semoga dengan GPM hadir lagi di Kepulauan Tidore, maka suasana kehidupan yang terbina sejak dahulu itu akan semakin diperkokoh. Warga soa Tobaru dan beberapa kelompok suku lain di kesultanan Tidore itu dahulu adalah warga GPM, pak pendeta", tegasnya.
Meresponi refleksi Sultan itu, Maspaitella menegaskan bahwa sebagai Gereja Orang Basudara, GPM menjadikan perdamaian dan persaudaraan sebagai sumber kekuatan membangun masyarakat yang berkualitas, termasuk kualitas berteologi dalam konteks masyarakat majemuk di Maluku, Maluku Utara, Indonesia dan dunia.