Sukacita Paskah Sinode GPM 2024 dari Tanah Bupolo
(21/04/2024)
Perayaan Paskah Sinode GPM menjadi salah satu momen sukacita orang percaya yang
dirasakan dalam kehangatan Kai-Wait (adik-kakak/orang sudara). Pulau
Buru Utara, Jemaat Imanuel Namlea menjadi tempat merangkul persaudaraan dengan
dilangsungkannya Ibadah Perayaan Paskah Sinode tahun 2024. Ibadah ini dilayani
oleh Wakil Ketua I, Pdt. Ny. Lenny. Bakarbessy dan didukung oleh para petugas
liturgis. Ibadah yang berdurasi 1 jam 22 menit ini dihadiri oleh Majelis
Pekerja Harian Sinode, Majelis Pekerja Klasis Buru Utara, Penjabat Wali Kota
Ambon, Penjabat Bupati Buru, para Ketua Klasis, Pengurus Besar AMGPM, PHBG
Sinode, serta umat yang berkenan hadir.
Dalam khotbahnya,
Bakarbessy mengajak umat untuk merefleksikan diri mereka dengan bertanya pada
diri sendiri “bagaimana kita menghayati kebangkitan Kristus dalam realitas
hidup kita?” Ajakan ini membawa umat pada pengenalan akan diri sendiri
sebagai subjek penyelamatan Kristus. Lebih lanjut, umat diingatkan untuk peka
terhadap realitas kehidupan dari berbagai aspek sehingga gereja sebagai pribadi
tetapi juga sebagai lembaga dapat membangun ketahanan iman dan spiritual demi
meningkatkan kualitas hidup.
Paskah Sinode
yang berlangsung dalam rangkulan orang basudara berlanjut pada acara seremonial
di halaman Gereja Imanuel Namlea turut menghadirkan Penjabat Bupati Buru,
Bupati Buru Selatan, Wakil Bupati Buru Selatan, Forkopimda Kabupaten Buru dan
Kab. Buru Selatan, dan Pimpinan Keagamaan. Terdengar dalam laporannya, Penjabat
Wali Kota Ambon yang sekaligus menjadi Ketua PHBG Sinode GPM, Drs. Bodewin
Wattimena mengemukakan bahwa “Paskah haruslah dimaknai sebagai roh/spirit
yang mampu menyatukan, menguatkan, memotivasi dan menggerakan kita untuk
terlibat dalam karya-karya yang bermakna.” Harapan untuk menghidupi spirit
ini tentu menjadi harapan bersama untuk meningkatkan kualitas hidup.
Ketua Sinode GPM,
Pdt. Elifas T. Maspaitella menegaskan “kebangkitan Kristus menandakan bahwa
kematian-Nya adalah perjuangan untuk mengalahkan musuh abadi yakni dosa dan
maut.” Lebih lanjut, “kebangkitan-Nya menandakan Ia hidup dan
kehidupan-Nya adalah kekal dan tak bekesudahan.” Maspaitella mengingatkan bahwa pelecehan
spiritual, kesewenangan dan cinta uang merupakan keserakahan yang harus
disadari dan dihindari sehingga makna perayaan Paskah di bumi Bupolo terus
diingat sebagai momen menyadari kembali kehidupan persaudaraan yang tidak boleh
dikotori oleh dosa apa pun. Sebaliknya, terus memancarkan kejujuran, berpikir
jernih dan bersih.
Rangkaian syukur
Paskah Sinode ini telah dilakukan sejak Sabtu, 20 April 2024 antara lain,
perjumpaan pastoral dengan semua Rekan Pelayan dan Warga Jemaat GPM di Klasis
Buru Utara, Pemekaran Jemaat GPM Debu-Wambasalahin dan Pelembagaan Jemaat
Wambasalahin serta Pengukuhan Ketua Majelis Jemaat Wambasalahin, Pelembagaan
Kembali Jemaat GPM Shavana Jaya dan Pengukuhan Ketua Majelis Jemaat Shavana
Jaya, Penahbisan Gereja Kai Wait Sektor PI Ukalahin dan pembaptisan 29 Warga
Gereja baru, Pelayanan pastoral terhadap warga binaan di Lapas Kelas III
Namlea, Pelayanan sosial berupa bantuan peralatan belajar kepada para siswa,
serta pelayanan kesehatan gratis Tim Babasha GPM di Jemaat Waeputih dan Tifu
Waekonit.
Perayaan Paskah
Sinode memberi ruang yang bebas untuk umat berjumpa dengan Yesus dalam syukur
dan tekat membarui diri sehingga mampu mengalahkan keserakahan.
Penulis:
Jean Sierjames