SPIRIT BAKUDAPA ANAK DAN REMAJA GPM 2024




Anak dan remaja adalah potensi dan masa depan gereja/agama dan bangsa. Perhatian dan dukungan kepada mereka harus optimal dan total. Di era digital saat ini anak dan remaja perlu terus didampingi dan disupport sehingga mereka bertumbuh dengan karakter yang kuat serta terus berprestasi. Melalui kegiatan Bakudapa Anak dan Remaja GPM (Gereja Protestan Maluku) yang berlangsung tanggal 26 Juni - 1 Juli 2024 di Amahai-Soahuku, Masohi Maluku Tengah, ada banyak hal menarik dan bermakna di sana. 

Tulisan ini dipilah dalam dua bagian. Pertama, dialamatkan kepada pembaca anak dan remaja. Kedua, kepada orang dewasa atau orang tua. Mau dibaca kedua-duanya boleh juga. 

Pertama, Hai guys, kalian anak dan remaja hebat loh. Tuhan memberi kalian potensi dan talenta yang luar biasa. Jangan disimpan, jangan dipendam ya. Kegiatan Bakudapa ini merupakan ajang positif bagi kalian guys. Kalian akan berjumpa teman-teman dari berbagai Klasis se-GPM. GPM itu ada 34 Klasis dan 772 Jemaat di Provinsi Maluku dan Maluku Utara. Oh iya, ada yang special pada kegiatan Bakudapa tahun ini. Teman-temanmu yang berkebutuhan khusus atau biasa disebut disabilitas atau difabel dan teman-teman Muslim akan ada bersama, terlibat langsung dalam kegiatan ini. Jumlah mereka lebih dari seratus orang. Jika  ditambah jumlah kalian yang tiga ratusan maka hampir lima ratusan. Wow, banyak banget yaaaa….Jangan canggung bergaul dengan mereka ya. Rangkul mereka, peluk mereka dan katakan; kita semua bersaudara. Ini momen yang luar biasa. Kaka-kaka pengasuh dan pendamping pasti bangga dan senang bersama kalian semua. 

Guys ingat ya tema Bakudapa kali ini “Kita Setara dan Bersaudara”. Tema yang keren khan guys. Di hadapan Tuhan kita semua sama. Jangan ada diskriminasi. Eh, apa itu diskriminasi ya? Sederhananya gini guys, kamu jangan merasa hebat dari teman yang beda agama, beda suku, beda bahasa, bahkan beda kecakapan. Jangan sombong guys, no body perfect, tidak ada manusia yang sempurna. Betul kan guys?. Maka marilah kita saling mengasihi, saling membantu, juga menjaga kelestarian lingkungan. Kita saling berbagi energi positif, bahasa kerennya, positive vibes. Mari kita menyanyi, mari kita menari, mari kita berkreasi. Om Pendeta Peter telah menulis lagu yang keren untuk acara ini guys. Sudah hafal belum? Saya bagikan syairnya ya? “Saat ini saat yang indah untuk kita bersukaria. Berkumpul bersama, belajar bersama, saling berbagi dalam satu tujuan. Mari bergandengan tangan, tanda kita satu anak dan remaja GPM. Hargai perbedaan, wujudkan persatuan dalam Badar tahun ini. Kita setara dan bersaudara di atas dasar kasih Tuhan”. Keren kan lagunya? Terima kasih Om Peter. 

Kedua, bagi orang dewasa atau orang tua, mari kita beri dukungan optimal bagi anak dan remaja kita. Mereka adalah pewaris masa depan. Pahami dunia mereka. Jangan paksakan kehendak kita kepada mereka. Generasi sudah berubah dan berbeda. Mereka lahir di era digital. Mereka akrab dengan teknologi dan AI. Mereka generasi Alfa. Tentu, dengan berkata demikian bukan berarti pendekatan yang lama sudah tidak relevan lagi, bukan itu maksudnya, kita bisa kombinasikan. Pembinaan berbasis keluarga tetap relevan. Tradisi nasihat di meja makan, tampa garam dan kumpul orang sudara masih sangat penting. Tinggal kita modifikasi agar kena dengan budaya generasi saat ini. 

Seperti tema Bakudapa saat ini maka sebagai orang tua atau orang dewasa kita juga mesti memberi teladan yang benar. Anak dan remaja tentu belajar dari sikap dan perilaku kita juga. Nilai-nilai kesetaraan dan persaudaraan mesti kita praktekan dalam hidup sehari-hari. Sesungguhnya dalam budaya lokal Maluku masih terdapat nilai-nilai utama (virtue) yang dapat kita wariskan dari generasi ke generasi. Pela-Gandong misalnya merupakan warisan budaya yang melintas batas suku dan agama, menempatkan kita setara sebagai sesama manusia. Demikian pula berbagai praktek  budaya lokal dari Halmahera sampai Tenggara jauh. Kiranya melalui Bakudapa ini, budaya lokal juga dieksplorasi dan diwariskan kepada semua peserta baik bagi anak dan remaja maupun orang dewasa yang hadir dalam kegiatan akbar ini. 

Sekolah, gereja, agama-agama, pemerintah dan lembaga sosial budaya lainnya mesti memberi perhatian serius kepada pembinaan anak dan remaja. Alokasi anggaran yang signifikan untuk program peegembangan kualitas anak dan remaja mesti sungguh-sungguh diinvestasikan. Demikian pula undang-undang dan peraturan yang menjaga dan melindungi anak dan remaja dari rupa-rupa kekerasan, perundungan (bullying), praktek perdagangan anak, perkawinan anak, dsb harus diperangi secara bersama. Ciptakanlah lingkungan yang sehat dan kondusif bagi anak dan remaja untuk bertumbuh dan berkembang menjadi generasi emas gereja/agama dan bangsa.

Kiranya semua peserta merasa senang dan bahagia, merajut kebersamaan dan persaudaraan juga kesetaraan. Maju terus teman-teman, raih prestasi dan bina solidaritas lintas batas. Katong samua basudara dan tetaplah semangat.