Sikap Berdoa




Efesus 3 : 14 - 21

Paulus dalam nas ini mendorong orang percaya agar memiliki sikap doa yang berbeda, yaitu menjadikan kehendak Allah sebagai landasannya. Paulus berdoa agar jemaat Efesus dikuatkan dan diteguhkan oleh Roh Allah berdasarkan kekayaan kemuliaan-Nya. Inilah kebutuhan mendasar orang beriman, yaitu kehadiran kuasa Allah di dalam hidupnya. Paulus juga berdoa agar orang Kristen nonYahudi, sebagai bagian dari keluarga Allah, memahami kasih Kristus. Umat yang telah mengalami kasih Kristus niscaya akan memahami kasih itu serta mau hidup dan berdasar di dalamnya. Tujuannya, agar jemaat Efesus dipenuhi oleh kuasa Allah.Pada akhir doa Paulus memperlihatkan keyakinan Paulus akan kebesaran Allah, bahwa Ia sanggup melakukan jauh lebih banyak daripada yang didoakan atau dipikirkan. Doa Paulus ini menggarisbawahi kebutuhan kita. Sebagai gereja yang diberkati hingga usia 88 tahun hari ini, kita mengalami hidup yang dinamis karena menyadari kehadiran Kristus di dalam seluruh gerak pelayanan bergereja. Hidup kita akan efektif karena memiliki kualitas yang lahir dari kuasa Roh Kudus, pemahaman akan kasih Kristus, serta dipenuhi oleh kepenuhan Allah. Inilah yang akan menolong GPM dan keluarga kita dalam ber-doa. Kita mempercayakan hidup pada kuasa dan kehendak-Nya. “Bukan kehendakku, tapi kehendak Tuhan-lah yang jadi. Selamat ulang tahun gerejaku, Tuhan memberkati!

Doa: Ya Tuhan, kami berserah dalam tiap doa, biarlah kehendak-Mu sajalah yang jadi. Amin.