Sekum MPH Sinode GPM : Jadikan Hidup Untuk Memuliakan Tuhan
Dalam rangkaian perayaan Natal Kristus Sinode GPM di Ternate, berlangsung pula beberapa agenda lain, antara lain peresmian Lapak To Si Nyinga, sebagai pusat pemberdayaan ekonomi warga gereja dan masyarakat di Ternate dan Maluku Utara secara umum dan pembagian diakonia dari PHBG Sinode GPM, serta beasiswa kepada jemaat GPM yang adalah Mahasiswa asal Maluku Utara di empat (4) Klasis masing-masing Obi, Bacan, Ternate dan Sula-Taliabu.
Dalam kesempatan tersebut, MPH Sinode berkesempatan melayankan kebaktian di Jemaat GPM Ternate dan Soa Tabanga. Pdt. Ny. L. Bakarbessy (Wakil Ketua I) melayani kebaktian jam 09.00 di Gereja Imanuel Ternate, Pdt. S.I. Sapulette (Sekum) melayani di Gereja Soa Tabanga (09.00) sedangkan jam 18.00 di Gereja Imanuel Ternate akan dilayani Pdt. I.H. Hetharie (Wakil Ketua II).
Pada kebaktian di Jemaat GPM Soa Tabanga, Sekum MPH Sinode GPM, Pdt. S.I. Sapulette, dalam khotbahnya, mengajak jemaat mengagungkan kemuliaan TUHAN, yang sudah menuntun kita dari satu peristiwa ke peristiwa kehidupan berikutnya.
Berdasarkan pada Mazmur 19:1-15, Pdt. Sapulette menegaskan bahwa kebesaran karya TUHAN itu tampak dalam langit dan bumi ciptaanNya itu. Sebab itu segala ciptaan adalah sarana untuk memuliakan TUHAN sang Pencipta segala sesuatu, karena itu hanya Tuhan saja yang patut dimuliakan bukan matahari, bulan bintang, pohon, gunung atau buatan tangan Tuhan lainnya.
Jemaat, menurutnya, jika langit dan cakrawala menjadi sarana yang menceritakan kebesaran Tuhan yang menciptakannya bagaimana dengan kita, manusia yang diciptakan dengan akal sehat. Apa yang akan kita ceritakan tentang TUHAN?
Hidup kita, bagi Sapulette, yang pernah pula melayani sebagai Ketua Klasis GPM Pulau Lease dan Ambon Timur, hidup kita adalah hidup yang menceritakan kemuliaan Tuhan yang bukan saja dengan kata-kata tetapi dengan seluruh eksistensi hidup kita. Dengan seluruh perbuatan baik, dan kerja yang berdampak baik kepada orang lain agar mereka merasakan kasih Tuhan yang melindungi kita.
Jemaat diajak untuk mewarnai ruang kehidupan ini dengan menceritakan kebesaran Tuhan yang melindungi kita sehingga pemberitaan kita memberi pengharapan kepada manusia dan dunia. Bahwa karena itu tanggungjawab kita merawat alam agar tidak terdegradasi lebih parah. Sebagai GPM panggilan ini sudah menjadi imperatif teologis sehingga dibutuhkan kesadaran gereja mengusahakannya sebagai cara kita memuliakan Allah.
Selanjutnya, dalam kaitan dengan tatanan kehidupan manusia di dunia, Sapulette menyatakan taurat Tuhan itu memberi cahaya bagi mata hati dan bathin kita. Peraturan dan hukum-hukum Tuhan sebagai penyataan kehendak Tuhan untuk dilakukan. Itu adalah sumber bimbingan bagi kita semua. Sehingga kebesaran dan kemuliaan Tuhan juga tampak dari kesediaanNya memberi hukum dan peraturanNya. Pesannya jelas yaitu agar kita hidup dalam bimbingan firman Tuhan supaya jangan kita salah dan sesat melangkah di jalan-jalan kehidupan ini. Karena itu tuntunan Tuhan telah jelas melalui firman-Nya.
Sebab itu, sesuai tema pemberitaan Mingguan LPJ GPM, yakni: Ceritakanlah Kemuliaan Allah, tugas kita menjadikan perintah TUHAN itu cahaya yang menerangi badan dan tubuh kita agar kita dapat melihat apa yang benar dan baik. Orang yang berpegang pada titah Tuhan maka segala yang diperbuatnya akan berhasil.
Menutup khotbahnya, Sapulette, mengajak jemaat mengakui keterbatasan kita sebagaimana juga disadari Pemazmur dalam teksnya. Bahwa ia memohon Tuhan melindunginya. Ini perenungan yang mengingatkan bahwa kita terbatas dan sebagai makhluk, bisa saja kita salah, salah menggunakan jabatan, kepandaian, kekayaan, kecantikan kita. Kita bisa salah menggunakan semua itu untuk memuliakan diri kita dan bukan memuliakan TUHAN.
Karena itu, kita harus berlindung dan meminta Tuhan membimbing agar kita tidak salah melangkah, apa yang kita punya didayagunakan untuk kemuliaanNya di tempat kerja, pada jabatan dan kewenangan-kewenangan kita agar Tuhan dimuliakan. Itu firman yang mau diberitakan kepada kita dari bacaan Mazmur 19:1-15, agar kita hidup untuk memuliakan Tuhan.
Jemaat Soa Tabanga adalah Jemaat yang baru dilembagakan sebagai hasil pemekaran Jemaat GPM Ternate pada 21 Maret 2021 yang lalu. Warga Jemaat ini adalah komunitas asli Kedaton Ternate yang berjumlah 47 jiwa pada 14 kk. Jemaat ini dilayani oleh Pdt. Dela Pattiapon, M.Si sebagai Ketua Majelis Jemaat.