Relawan Mengajar Adalah Sikap Profetik Gereja
“Relawan mengajar hendaknya dimaknai secara teologis sebagai sikap profetik gereja.” hal ini disampaikan Kepala Biro Ekonomi Politik Sosial Budaya Sinode GPM, Pdt Daniel Wattimanela, M.Si dalam homili pembukaan Pembekalan Relawan Mengajar GPM Angkatan IV tahun 2024. Menurut Pdt Wattimanela, relawan mengajar merupakan bagian dari tugas pemberitaan Injil oleh manusia sebagai Imago Dei. Dalam keberadaannya sebagai Imago Dei itulah manusia terpanggil untuk menghadirkan wajah Allah dalam tugas dan kerjanya setiap hari. Selanjutnya ia memberi motivasi kepada para relawan untuk mengerjakannya dengan penuh sukacita dan totalitas. “Lakukanlah tugas ini berlandaskan kasih, seperti perintah Yesus untuk mengasihi Tuhan Allah dan sesamamu manusia seperti diri sendiri” tandas Wattimanela.
Adapun Relawan Mengajar GPM merupakan program tahunan Biro Pendidikan dan Kesehatan Sinode GPM. Program ini melibatkan para sarjana dari berbagai disiplin ilmu untuk mengajar (menjadi guru) di sekolah-sekolah di wilayah pelayanan GPM. “Kegiatan tahun diikuti oleh 30 orang relawan yang akan ditempatkan di enam klasis yakni; Klasis Telutih, Klasis Kei Besar, Klasis Tanimbar Utara, Klasis Kisar dan Klasis dan Leti Mola Lakor (LEMOLA)” jelas Pdt Mouren Ferdinandus-Lattuihamallo, M,Th, Kepala Biro Pendidikan dan Kesehatan Sinode GPM. Menurut mantan Sekretaris Yayasan Perguruan Tinggi (YAPERTI) GPM ini, para guru relawan mengajar terdiri dari guru matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama Kristen dan Biologi. Yang belum dibutuhkan namun belum ada yang mendaftar adalah guru PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan).
Filemon Nirahua (26 tahun) salah seorang guru mengajar mata pelajaran Matematika menyatakan sangat bersyukur dapat diterima sebagai relawan mengajar. Menurutnya ini merupakan kesempatan yang indah untuk melayani sesama, khususnya anak-anak sekolah. “Saya masuk FKIP karena kerinduan untuk mengajar anak-anak. Saya terpanggil untuk mencerdaskan anak-anak gereja dan bangsa, khususnya mereka yang berada di pelosok dan tempat terpencil” ungkap pria asal Haruku ini. Ia tidak mempersoalkan berapa jumlah insentif yang diberikan, tetapi ia mau melayani pekerjaan Tuhan sebagai guru bagi anak-anak. “Saya berterima kasih jika ada bantuan yang diberikan, tetapi lebih dari semuanya, saya ingin melayani Tuhan melalui relawan mengajar” ungkap Nirahua.
Wakil Sekretaris Umum MPH Sinode GPM, Pdt Dr Rudolf Rahabeat, M.Hum dalam arahannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada 30 orang muda yang bersedia diri untuk menjadi relawan mengajar GPM. Demikian pula apresiasi kepada Biro Pendidikan dan Kesehatan serta Komisi Pendidikan yang telah mengawal program ini. Ia berharap program ini terintegrasi dengan perencanaan gereja yang mendorong pemajuan pendidikan yang merupakan salah satu misi gereja. Selanjutnya, dihimbau agar para relawan dapat menjaga kesehatan ketika enam bulan berada di Jemaat-jemaat, serta agar Para Pimpinan Klasis dan Pimpinan Jemaat dapat memberi perhatian dan support kepada para relawan ketika mereka sudah berada di sekolah dan jemaat.
Kegiatan pembekalan Relawan Mengajar GPM ini berlangsung selama tiga hari, 26-28 Juni 2024 bertempat di aula Kantor Sinode GPM. Turut hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Departeman PIPK Sinode GPM, Pdt Chris Lawalatta, S,Si dan Wakil Sekretaris YPPK dr JB Sitanala Pusat, Ryan Defretes, S.Pd serta Pey Telussa, staf YPPK Pusat. Hadir pula beberapa peserta relawan guru mengajar secara online dari Kisar, Lemola dan pulau Damer. Semoga kegiatan ini berjalan lancar sesuai harapan, sebagai wujud panggilan profetik gereja di bidang pendidikan.
Penulis : Pdt. R. Rahabeat