Prosesi Akta Pelembagaan Jemaat GPM Kudilale Klasis Buru Utara
Pada hari Jumat (21/02/2025), berlangsung prosesi Pemekaran Jemaat GPM Waelanalana dan Pelembagaan Jemaat GPM
Kudilale Klasis GPM Buru Utara. Ibadah pemekaran dilayani Pdt
Ramses Silety, S.Si.Teol selaku Ketua Majelis Jemaat GPM Waelanalana. Diawali
pembacaan SK Pemekaran oleh Sekretaris Klasis GPM Buru Utara, Pdt Herfin Siahaya, S.Si.Teol, MM dilanjutkan akta pemekaran yang dilayankan oleh Wakil Sekum MPH Sinode
GPM Pdt Dr Rudolf Rahabeat, M.Hum.
Selanjutnya prosesi menuju Jemaat
GPM Kudilale melewati sungai Waigeren. Peserta menggunakan rakit ketika
menyusuri sungai tersebut. "Jembatan Waelalana telah putus jadi terpaksa menggunakan rakit.
Semoga pemerintah dapat membantu kami membangun jembatan lagi" ungkap
Bapak Ade Ronald Nacikit, kepala Soa di
Waelanalana. Selanjutnya prosesi pelayan naik mobil landrover melewati jalan
berlobang, berlumpur dan bergelombang sekira 20 menit sebelum tiba di gerbang
Kudilale.

Di gerbang Kudilale peserta
disambut tetua adat Kudilale disertai prosesi adat pemasangan Lestari, topi
adat Buru serta nyanyian penyambutan oleh paduan suara perempuan Kudilale. Selanjutnya Ibadah Pelembagaan di
gedung Gereja Kudilale dilayani oleh Wasekum untuk akta pelembagaan
sedangkan khotbah dan akta pelantikan Ketua Majelis Jemaat GPM
Kudilale dilayankan oleh Pdt Wendel Lesbassa, M.Si selaku Ketua Klasis GPM Buru
Utara. Pdt Imanuel Jacobis Yermias, S.Si selaku Ketua Majelis Jemaat GPM
Kudilale membawakan Doa Syafaat dan para Pendeta se-Klasis GPM Buru Utara
melakukan penumpangan tangan di akhir ibadah.

Jemaat GPM Kudilale yang adalah
hasil pemekaran Jemaat GPM Waelanalana merupakan Jemaat ke-27 di Klasis Buru Utara. "Kami berterima kasih kepada Jemaat
Waelanalana dan para Penginjil serta Pendeta yang telah menanam dan menyiram di
ladang penginjilan dan saat ini kami memetik buahnya" ungkap Pdt Lesbassa.
Ia juga berterima kasih kepada pemerintah desa, tokoh adat dan tokoh agama yang
turut berjalan bersama gereja untuk menghadirkan kebaikan bersama. Turut hadir
dalam acara ini Penginjil Yafet Tasijawa yang telah memasuki masa purnabakti.
"Anak saya saat ini sedang kuliah di Fakultas Teoologi UKIM untuk
meneruskan panggilan saya" ungkap Penginjil Yafet Tasidjawa. Sang
Penginjil Tua ini adalah satu diantara
sejumlah Penginjil yang berasal dari Buru bersama para Pendeta dan pelayan
khusus lainnya terus menabur benih-benih Injil di Bumi Bupollo ini. Terpujilah
Tuhan. Muan Modan.