Pojok IT Ambon Timur Mengasah Kreativitas Melalui Pemograman dengan Scratch
Di era digital yang semakin maju, pemrograman menjadi keterampilan yang sangat berharga. Anak-anak remaja di Klasis GPM Pulau Ambon Timur juga mulai merasakan manfaatnya, 4/07. Salah satu alat yang populer untuk mempelajari pemrograman adalah Scratch, sebuah lingkungan pemrograman visual yang dirancang khusus untuk anak-anak. Bakudapa anak dan remaja di Klasis GPM Pulau Ambon Timur, melalui pojok IT menyajikan Pemograman Web bagi anak remaja, yang di fasilitasi oleh Pdt Maryo Manjaruni.
Mengapa Scratch menjadi pilihan favorit bagi anak-anak remaja? Salah satu alasan utamanya adalah Scratch menawarkan antarmuka yang intuitif dan ramah anak, sehingga anak-anak bisa dengan mudah memahami konsep pemrograman tanpa kesulitan teknis yang berlebihan. Dengan menggunakan blok-blok grafis, mereka dapat mengatur pergerakan objek, mengubah tampilan, dan bahkan membuat interaksi yang menarik. Ungkap Manjaruni.
Menurut Ariel dari Jemaat Gatik mengungkapkan pemograman itu ada bermacam-macam bahasa kali ini mencoba gunakan bahasa Scratch dengan basis visual pemograman. Menurutnya pemograman itu menyenangkan karena bisa mengembangkan imajinasinya, Ariel menganalogikan pemograman itu ibarat curhat tentang apa yang ingin diwujudkan salah satunya animasi game.
Liani dari Jemaat Passo mengungkapkan pengalamannya juga, “pemograman itu susah-susah gampang, jika suda terbiasa pasti menyenangkan”. Pemograman yang hari ini saya pelajari yaitu bisa memberikan perintah gerak, mengisi suara dan masi banyak lagi tujuan-tujuan lainnya.
Lain lagi dengan Alexa dari Jemaat Toisapu mengungkapkan pemograman itu rumit, namun jika mampu dimengerti maka hasilnya menyenangkan.
Selain itu, Scratch juga menyediakan beragam proyek siap pakai yang dapat dijadikan inspirasi oleh anak-anak remaja. Mereka dapat membuat permainan sederhana, cerita interaktif, animasi, dan masih banyak lagi. Dengan mengembangkan proyek-proyek ini, anak-anak remaja tidak hanya belajar pemrograman, tetapi juga mengasah kreativitas, logika berpikir, dan kemampuan problem-solving.
Beda dengan Gracio dari Jemaat Kabet Suli, katanya, “pemograman yang diketahui yakni menulis baris coding untuk menjalankan perintah animasi bergerak, melompat dan memunculkan skor. Gracio akui sebelumnya belum pernah belajar atau mengenal pemograman, Ia akui baru mengenalnya di Badar Klasis Ambon Timur. Kesannya adalah, jika belum mengerti atau tujuan penulisan coding belum benar akan membuat stres, namun jika berhasil maka bahagia dirasakan.
Sudah seharunya logika pemograman diterapkan kepada anak remaja, karena pemograman Scratch semakin berkembang. Anak remaja dapat bertemu di berbagai platform online, berbagi proyek-proyek mereka, memberikan masukan, dan saling menginspirasi. Hal ini memberikan kesempatan bagi anak-anak remaja untuk belajar dan tumbuh bersama-sama, mendapatkan dukungan dari sesama pemrogram sebaya.
Pemrograman dengan Scratch memberikan peluang bagi anak-anak remaja untuk mengembangkan keterampilan yang relevan di era digital. Dengan kesenangan dan kreativitas sebagai pendekatannya, Scratch membantu mereka menjelajahi dunia pemrograman dan membuka pintu menuju potensi yang tak terbatas.
Jadi, jika saat ini pojok IT mesti mengalami pengembangan edukasi sebarkan “virus” kepada anak remaja yang tertarik pada pemrograman, jangan ragu untuk memperkenalkannya pada Scratch. Bersama Scratch, mereka dapat memulai perjalanan mereka dalam dunia pemrograman dengan cara yang menyenangkan dan penuh inspirasi, sambil belajar bahasa inggris, matematika dan logika.