PENYERAHAN TUG GPM KE SINODE GPIBT
Hari ini (9/6), dalam ibadah jemaat GPIBT Imanuel Toli Toli, dilaksanakan ibadah jemaat sekaligus penyerahan tiga Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) sebagai Tenaga Utusan Gereja (TUG) di Gereja Protestan di Indonesia Buol Toli Toli (GPIBT). Ibadah dilayani langsung oleh Pdt. Elifas Tomix Maspaitella, Ketua MPH Sinode GPM. Seperti diberitakan media ini (6/6), ketiga Pendeta tersebut masing-masing Pendeta Yakoba Tanikwele, S.Si Teol, Pendeta Briand Pieter Tetelepta, M.Th, Pendeta Sipra Mariana Gutandjala, M.Fil.
Setelah ibadah, dilakukan penandatanganan Kerjasama TUG antara GPM dan GPIB sebagai tanda penyerahan TUG secara resmi ke dalam GPIB. Maspaitella mengatakan bahwa ini bagian dari komitmen beroikumene GPM sebagai anggota PGI, dan secara khusus wujud gereja orang basudara dalam Sinode Am Gereja Protestan di Indonesia (GPI). Selain mengutus, GPM tetap bertanggung jawab penuh atas hak TUG yang adalah Pelayan Khusus, Pendeta, Pegawai Organik GPM, yaitu gaji dan kepangkatan organik. GPIBT berhak untuk menempatkan mereka ke Jemaat dan membina kapasitas kependetaan mereka sesuai ketentuan GPIBT.
15 JAM PERJALANAN, AWAL JALAN MISI
Setiba di Palu (7/6), kami dijemput Keluarga warga Maluku yang adalah warga Jemaat GPIBT Toli Toli, Ibu M. Notanubun-Tuwatanasi, bersama dua anaknya Sophi dan Mark. Perjalanan menuju Toli Toli melalui jalan darat sejauh 402.5 KM dengan mobil pada keesokan harinya (8/6). Dari jarak tempuh, seharusnya perjalanan itu hanya 8-9 jam, namun karena cuaca hujan di beberapa titik terjadi tanah longsor di bagian Donggala, sehingga waktu tempuh keseluruhan menjadi 15 jam. Sebagai pendeta dari Gereja Laut Pulau kondisi perjalanan dan transportasi seperti itu bukan hal asing, artinya ketiga Pendeta TUG tersebut sudah dibentuk dalam konteks geografis dengan kesulitan transportasi di wilayah pelayanan GPM.
ORIENTASI PELAYANAN DAN PENEMPATAN
Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GPIBT, Pdt. Ch. Sambouw, setelah ibadah penyerahan tersebut menyatakan syukur dan terharu sebab GPM mau memenuhi permintaan GPIBT. Ia menjelaskan bahwa komitmen beroikumene GPM dan GPIBT ini sebenarnya sudah terjalin lama. Pendeta GPM pertama yang diutus melayani di GPIBT adalah Pdt. Imanuel Gaelagoy (1980). Kemudian pada tahun 1985 datang Pdt. Ny. A. Taihutu-Koyongian. Pada tahun 1986, GPIBT mengutus mahasiswa untuk belajar teologi di STT Intim Makassar, Fakultas Teologi UKIM - Ambon, dan UKAW, Kupang. Salah seorang yang diutus adalah Ch. Sambouw, yang saat ini menjadi Ketua BPMS GPIBT, berkuliah di UKIM - Ambon. Jadi, menurut Sambouw, ketiga Pendeta ini adalah generasi keempat dalam kemitraan GPM-GPIBT.
Mereka akan menjalani masa orientasi dan kemudian ditempatkan sebagai Ketua Majelis Jemaat. Pdt Briant Tetelepta akan menjalani masa orientasi di GPIBT Jemaat Imanuel Buol dan ditempatkan di GPIBT Jemaat Son Halan Panilan Jaya. Pdt. Sipra Gutandjala akan menjalani masa orientasi di GPIBT Jemaat Imanuel Tolitoli. Penempatan di GPIBT Jemaat Tiatira Ogowele, dan Pdt. Yakoba Tanikwele akan menjalani masa orientasi di GPIBT Jemaat Maranatha Tolitoli. Penempatan di GPIBT Jemaat Petra Kinapasan. Masa orientasi sendiri akan berlangsung selama tiga bulan terhitung saat ini, dan setelah itu baru dilaksanakan Ibadah Peneguhan selaku Ketua Majelis Jemaat.
Maspaitella berharap, para Pendeta TUG ini akan menjalani masa pelayanannya dengan belajar segala aspek organisasi dan pelayanan serta berteologi secara nyata di Jemaat untuk memperkuat persaudaraan oikumene ini.