Penutupan Sidang MPL 44 Klasis P.P Kisar Tahun 2023
Jumat (3/11), Sidang-sidang dalam Sidang 44 MPL Sinode GPM
di Klasis GPM Kisar, resmi ditutup oleh Ketua Sinode GPM, Pendeta E.T.
Maspaitella.
Dilanjutkan dengan kebaktian penutupan yang dipimpin oleh
Ketua Majelis Jemaat GPM Nomaha, Pendeta Decky Mailopuw.
Sebelum kebaktian dimulai, Sekretaris Umum Sinode GPM,
Pendeta S. I. Sapulette melaporkan hasil Sidang ke 44 MPL Sinode GPM, yang
menghasilkan 8 keputusan 76 program, 265 kegiatan dan anggaran berimbang.
Seperti biasanya, dalam kebaktian penutupan, berlangsung
akta penyerahan mandataris pelaksana Sidang MPL dari Klasis Kisar ke Klasis
Seram Utara Barat sebagai pelaksana Sidang ke 45 MPL Sinode GPM tahun 2024.
Secara simbolis, Ketua Klasis P.P. Kisar, Pendeta Allan
Laimaheriwa, memakaian kain tenun, tas yang terbuat dari daun Koli, Keris, dan
Manulor (topi yang dihiasi dengan bulu ayam khas Kisar) kepada Ketua Klasis
Seram Utara Barat, Pendeta Hanny Huwae. Kemudian Pendeta E. T. Maspaitella
menyerahkan pohon kapas kepada Kekla Serutbar sebagai pelaksana MPL 45.
Pendeta Maspaitella mengawali arahannya dengan mengatakan
bahwa Noho Keneri Kanai, Yotowawa Rai Daisuli, Leke Woorili Sokolay,
Dimatadalusama, adalah pulau-pulau dan negeri berlimpah berkat. Jagung, kelor,
umbi-umbian, pohon koli, cili, lemon Kisar, mangga, pateka, menjadi bukti bahwa
di tanah kering, Tuhan menjamin hidup segala makhluk-Nya.
“Di Yotowawa Rai Daisuli, kami mengerti, tidak ada jemaat
yang susah, melainkan mereka hanya jauh dari dan sulit untuk menjual hasil alam
yang kaya di sini ke pasar. Padahal semua hasil tanah dan bumi di sini bernilai
ekonomi yang berdaya saing,” imbuhnya.
Apresiasi dan ucapan terima kasih dari MPH Sinode dan
seluruh peserta yang disampaiakan langsung oleh Ketua Sinode dalam arahannya
kepada Panitia, saudara-saudara di negeri Woorili Sokolay (Wonreli) – Dimata
Dalusama (Kota Lama), juga negeri Lebelau, dan semua negeri penerima tamu MPP
dan MPL, kepada Pemerintah Maluku Barat Daya (MBD), Pemerintah Kecamatan Kisar
Utara, Kisar Selatan, DPRD Kabupaten Maluku Barat Daya, Forkopimda Kabupaten
MBD dan Kecamatan Kisar Utara dan Kisar Selatan, Pelayan Kesehatan, Pimpinan
TNI/Polri atas pelayanannya selama berlangsungnya Sidang MPL di Kisar.
“Ini MPL yang baru pernah ada Depot Maag, ini juga MPL
pertama di mana ada barbeque, bakar-bakar daging domba dan saudara-saudaranya,
dan jamuan makan adat, makan rahak,” ungkapnya.
Kebaktian di warnai dengan persembahan pujian dari 34 Ketua
dan Sekretaris Klasis, serta PS. Pendeta-Pendeta di Kantor Sinode.
Umat dan pelayan Klasis P.P. Kisar memberikan kenangan manis bagi peserta
MPL ke 44 dengan jamuan Makan malam adat Kisar, “makan rahak”.
Makan rahak merupakan tanda persekutuan. Meja makan diataur
memanjang, dan tempat duduk yang diatur berhadap-hadapan. Ada 2 sisi, sisi
pertama kaki meja dan yang satunya kepala meja. Biasanya yang duduk di kepala
meja adalah orang-orang yang memiliki jabatan yang tinggi, kemudian diikuti
oleh yang lain.
Aturan dalam budaya makan rahak ini juga, semuanya harus
makan sama-sama dan selesai meninggalkan mejapun secara bersama-sama. Ini
merupakan sebuah tanda bahwa ada dalam kesetiaan dan saling menunggu. Artinya
orang besar (Memiliki Jabatan) punya tanggungjawab menunggu orang kecil. Ada 2 meja yang disiapkan. satu untuk laki-laki dan satunya untuk perempuan.
Setelah jamuan makan rahak, seluruh peserta diberikan cendera
mata.