Peningkatan Soft Skill Sekolah Model Berbasis Ekstrakurikuler YPPK Dr. J. B. Sitanala



Peningkatan Soft Skill Sekolah Model Berbasis Ekstrakurikuler YPPK Dr. J. B. Sitanala

Ambon, sinodegpm.id – Kegiatan Jambore Kepala Sekolah YPPK Dr. J. B. Sitanala memasuki hari kedua. Materi yang disajikan di hari kedua ini berfokus pada peningkatan mutu pada ekstrakurikuler YPPK Dr. J. B. Sitanala sebagai bagian dari paradigma MPH Sinode GPM terkait Sekolah Model Berbasis Ekstrakurikuler, diantaranya; Strategi Pembelajaran abad 21 oleh Dra. L. Laturiuw, M.Si, Si, Implementasi Ekstrakurikuler Pramuka dalam Lingkup YPPK oleh Hendrik R. Herwawan, SH. MH, Ekstrakurikuler Berbasis Keunggulan Lokal oleh Jeanne I. Nendissa, SP.,MP, Pendidikan Bahasa Inggris untuk Sekolah oleh M. Nikijuluw, MA, Pendidikan Seni-Budaya untuk Sekolah oleh F. E. Latupapua, MA – Dr. Mariuana Lewier, S.S, M.Hum.

Pemaparan materi dihari kedua guna untuk mempersiapkan mentalitas karakteristik sekolah-sekolah YPPK sekaligus menjadi acuan bagi Kepala-kepala sekolah dalam peningkatan kualitas pengembangan ekstrakurikuler pada masing-masing sekolah YPPK di 7 titik cabang.

Terkait hal ini, Pendeta Andrew F. Paliama, M.Pd – Sekretaris Umum YPPK Dr. J. B. Sitanala menjelaskan bahwa setelah peserta disuguhkan dengan materi dasar tugas utama manajerial tugas kepala sekolah di hari pertama maka kegiatan di hari ke dua ini, pihak yayasan berupaya untuk menyajikan materi ekstrakurikuler di sekolah-sekolah terkait dengan sekolah-sekolah model yang akan dibentuk di 7 titik pusat kabupaten berdasarkan arahan MPH Sinode. Kegiatan ekstrakurikuler yang akan diadakan oleh setiap sekolah, minimal jadi Soft Skill keunggulan di masing-masing sekolah.

Lebih lanjut Ia jelaskan, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler nantinya disesuaikan dengan konteks dan akan diadaptasi berdasarkan apa yang dimiliki oleh masing-masing wilayah dimana sekolah itu berada.  Misalnya,  seni budaya jadi salah satu hal yang bisa dikembangkan menjadi kekayaan sekolah. Melirik budaya lebih jauh hingga ke taraf internasional sebenarnya budaya bukan hanya  diperkenalkan namun juga dapat dijual jika ada karakteristik. Jadi capaiannya bukan hanya sekedar terbentuknya sanggar sekolah. Lainnya lagi seperti peningkatan kemampuan pada bahasa inggris yang nantinya teradaptasi dengan peluang dunia kerja di masa yang akan datang.

“Sebenarnya sekolah bisa mengembangkan ekstrakurikuler itu menjadi salah satu daya unggulan dan daya saing,” imbuhnya.

Senada dengan hal ini, Siluanus Pelasula, S.Pdk – Kepala Sekolah SMP Kristen Falabisahaya Klasis Sulataliyabu salah satu peserta Jambore memberikan apresiasi atas penyajian materi di hari kedua. Sekalipun dilakukan dengan materi yang cukup padat.

Ia merupakan salah satu peserta yang mempraktekan secara langsung kemampuan berbahasa inggris dengan mengajukan pertanyaan menggunakan bahasa inggris pada materi Pendidikan Bahasa Inggris untuk Sekolah yang dibawakan oleh M. Nikijuluw, MA. Baginya bahasa inggris adalah suatu hobi atau minat bukan sesuatu yang harus dipaksakan.

Bahasa Inggris di SMP Kristen Falabisahaya terus dikembangkan sekalipun mereka ada di daerah terpencil. Hal ini dibuktikan dengan beberapa lulusan SMP Kristen Falabisahaya diterima pada Manado Internasional School.  Bahkan SMP Kristen Falabisahaya sedang jalin kerjasama dengan SMA Binsus Tumohon terkait jalur khusus penerimaan siswa dari SMP Kristen Falabisahaya.

“Ia berharap, contoh yang diberikan sekalipun sangat sederhana semoga dapat menjadi inspirasi bagi kepala-kepala sekokah milik YPPK,” tuturnya. (MCGPM/6)



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin