Pemberdayaan Ekonomi Komunitas Adat Terpencil (KAT) Di Huaulu



Pemberdayaan Ekonomi Komunitas Adat Terpencil (KAT) Di Haulu

PEMBERDAYAAN EKONOMI  KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT) DI HUAULU(SEKENIMA)

 KLASIS SERAM UTARA BARAT

 Biro Pemberdayaan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Politik, melakukan kegiatan Pemberdayaan ekonomi kepada warga Komunitas Adat Terpencil untuk menindaklanjuti hasil SEMILOKA Hasil Study Kelayakan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, yang telah dilaksanakan pada bulan Juli 2022 di Passo.    

Secara Etnografi, Sosiologis, dan Geografis, warga KAT Huaulu  termasuk dalam kategori III KAT (menurut KEMENSOS  RI). Warga Huaulu menempati beberapa lokasi yaitu di wilayah Oping, Translok Kilo Lima dan di pusat negri Huaulu. Sebagian dari mereka telah beragama, tetapi sebagian besar belum beragama dan menjalani hidup sebagai suatu masyarakat adat. Alam dan manusia Huaulu (Sekenima)  menunjukkan identitas mereka sebagai Sumber Daya Manusia yang patut diperhitungkan dalam pembangunan  ekonomi masyarakat Indonesia baik secara lokal maupun secara nasional. Mereka bukan obyek tetapi subyek pembangunan ekonomi. Hasil alam Huaulu  melimpah ruah seperti sagu, buah-buahan, kayu berkelas dan hasil hutan lainnya,  dan  ketrampilan yang didapat secara otodidak (belajar sendiri) yaitu: menyanyam bambu dan rotan, membuat tifa, membuat gata-gata papeda, membuat tas dari pelepah sagu (lope-lope). Jika, hasil anyaman bambu diwarnai mereka menggunakan tumbuh-tumbuhan yang duannya menghasilkan warna.  Juga, tempat hunian mereka, dan berbagai nilai tradisi, merupakan potensi ekonomi yang dapat dikelola untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia Huaulu. 

Gereja melakukan tahapan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil, melalui 2 kegiatan berkelanjutan untuk warga KAT di Huaulu yaitu : (1). Penyuluhan Sosial, (2). Bimbingan Tekhnis Ketrampilan Dasar. Dengan melibatkan narasumber dari Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), Politeknik Negri Ambon, dan Institut Agama Kristen Negri Ambon, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Propinsi Maluku

Sesuai dengan konsep pemberdayaan oleh gereja  yaitu “memulai dari apa yang ada pada  komunitas setempat sebagai subyek dari pemberdayaan itu sendiri (inspirasi Markus 6:38, Matius 15:34) dan meningkatkannya” maka pemberdayaan ekonomi yang dilakukan gereja terhadap warga Huaulu adalah : 

1.     Meningkatkan pemahaman tentang : bagaimana mengelola hidup ditengah perubahan masyrakat luas, bagaimana mengelola ekonomi keluarga, bagaimana mendapatkan uang dan menggunakannya dengan baik,  bagaimana menanam untuk masa depan anak-anak

2.     Memotivasi dan menggerakkan anak-anak Huaulu supaya menjadi anak-anak hebat karena belajar dan sekolah

3.     Meningkatkan ketrampilan menganyam bambu, membuat gata-gata papeda sebagai souvenir untuk perkawinan, membuat tifa dan tas dari pelepah sagu

4.     Menyiapkan sistim pasar  di Ambon untuk membeli  hasil kebun seprti pisang, durin, dll

5.     Menyiapkan sistim  pasar di Ambon untuk membeli hasil-hasil ketrampilan

6.     Melatih warga Huaulu untuk mengolah sagu menjadi beberapa jenis makanan untuk memenuhi kebutuhan makan tiap hari

7.     Menata negri Huaulu menjadi destinasi wisata 

 

Kegiatan yang berlangsung salama 2 hari yaitu : 25 – 26 Agustus 2022 mendapat respon yang positif dari Pemerintah Negri Huaulu, Kepala Adat, masyarakat, Majelis Jemaat GPM Oping dan MajelisPekerja Klasis Seram Utara Barat. Pendampingan berkelanjutan terhadap warga Huaulu menjadi prioritas gereja baik pada tataran Sinode, Klasis maupun Jemaat. 

 



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin