Pdt. M. Timisela: Persaudaraan Nuswotelu Sebagai Sumber Kekuatan Sosial Masyarakat Letti Moa Lakor




Gereja Protestan Maluku (GPM) akan tetap menjadi kekuatan sosial dan spiritual dalam rangka membangun ketahanan sosial masyarakat, terutama guna mendorong bertumbuhnya kesadaran perdamaian dalam jalinan persaudaraan di tengah konteks masyarakat majemuk. Bahwa upaya ke arah itu diperkuat melalui kearifan lokal di masing-masing wilayah.

Hal itu dikesankan oleh Ketua Klasis GPM Pulau-pulau Letti Moa Lakor (LEMOLA), Pdt. M.M. Timisela, dalam pidatonya saat pembukaan Sidang ke-40 Klasis GPM Pp. Lemola, di Gereja Bethel, Jemaat GPM Batumiau, Pulau Letti, Minggu, 17 Maret 2024.

Menurut Timisela,kebersamaan hidup orang basudara di Maluku Barat Daya, terkusus rasa persaudaraan orang basudara di tiga pulau (Nuswotelu) Letti Moa Lakor, adalah persaudaraan yang tulus penuh kasih sejak dahulu kala. Nuswotwlu adalah persaudaraan tiga pulau Letti, Moa Lakor, yang menggambarkan hubungan kekerabatan yang takan mungkin diputuskan oleh alasan apapun. Orang Letti Moa Lakor selalu berkumpul apabila ada satu maksud atau suatu peristiwa yang membutukan pertolongan satu dengan   yang lain. Hubungan itu terpintal menjadi ikatan kekerabatan yang perlu dijunjung dan lestarikan sebagai modal sosial untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dengan cepat  saat ini.

Sebagai sebuah nilai, kekerabatan Nuswotelu, menurutnya, mampu membuat masyarakat Letti Moa Lakor menghadapi gelombang perubahan cepat yang ditandai dengan semakin berkembang dan  terbukanya mobilisasi kependudukan, yang bisa saja  menumbuh suburkan sikap iduvidualisme, kesenjangan sosial, konflik dan  tumpulnya kepekaan sosial dan kenyataan miris lainnya.

Menurut Timisela, agar masyarakat adat di ketiga pulau ini memiliki ketahanan sosial, budaya, ekonomi, politik dan keagamaan yang kuat, kekerabatan Nuswotelu mesti diangkat menjadi suatu tata nilai yang diamalkan dalam hidop orang basudara. Dengan begitu, pulau-pulau ini dipandang sebagai satu kesatuan kultural dan masyarakat adat sebagai pemiliknya harus sadar bahwa merekalah pemilik sah atas semua satuan pulau, sumber kekayaan alam, dan kekayaan sosial yang melimpah di sini.

Pada sisi itu, Gereja (GPM) diharapkan menjadikan kekerabatan Nuswotelu sebagai basis nilai budaya yang penting diteologikan untuk memperkuat jejaring pembinaan dan pengembangan Jemaat-jemaat di ketiga pulau ini, bersama dengan pemerintah desa, komponen masyarakat adat dan pemerintah Kecamatan serta Kabupaten Maluku Barat Daya.