PARPEM GPM : Bangkitkan Kekuatan Ekonomi Umat



PARPEM GPM : Bangkitkan Kekuatan Ekonomi Umat

Ambon,sinodegpm.id – GPM turut ambil andil dalam membantu pemerintah untuk menghadapi tantangan ekonomi Maluku dan Maluku Utara yang tercatat pada urutan ke 4 sebagai provinsi termiskin di Indonesia. Dalam hal ini, Kemiskinan dan Pengangguran menjadi fokus pergumulan GPM dan melalui PARPEM, GPM berupaya untuk memberdayakan Sumber Daya Alam dan potensi alam yang dimiliki.

Hadir sekaligus membuka dengan resmi Rapat Kerja PARPEM GPM, Ketua Sinode GPM Pendeta E. T Maspaitella bersama Sekretaris Umum Pendeta S. I. Sapulette serta Anggota MPH Penatua F. J. Papilaya. Berlangsung di Pacific Hotel, 2 Oktober 2021 dengan tema “Revitalisasi Peran dan Fungsi PARPEM, menjawab Tantangan Jemaat Gereja Protestan Maluku”.

“Ini adalah suatu gelombang perubahan baru yang sedang kita lakoni dengan fokus pada program-program gereja yang diembankan pada yayasan agar bisa terlaksana,” tutur Pendeta Maspaitella.

Maspaitella menjelaskan bahwa ini adalah kehadiran kembali dari harapan gereja mengenai terkelolanya seluruh pekerja SDM warga gereja dan terkelolanya seluruh potentsi kekayaan alam, sumber-sumber daya alam yang ada di wilayah-wilayah jemaat GPM dan karena itu dalam tema umumnya kebangunan GPM sebagai suatu kekuatan ekonomi.

Menurutnya, ketika Maluku dan Maluku Utara masuk dalam provinsi termiskin nomor 4 di Indonesia dengan data gambaran potensi kemiskinan daerah di kabupaten-kebupaten pada 6 kabupaten di Maluku dan 2 Kabupaten di Maluku Utara itu adalah GPM.

“Sebab itu kami yakin bahwa upaya yang sedang kita kerjakan hari ini dengan PARPEM adalah bagian dari cara kita membangkitkan kekuatan ekonomi ini. Jemaat-jemaat kita sudah harus menjadi kekuatan ekonomi di wilayahnya,” ungkapnya.

Melalui PARPEM, GPM akan memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki, misalnya; Sumber Daya Manusia (SDM) Warga Gereja Profesi di bidangnya, sumber daya warga gereja sebagai pelaku ekonomi disektor pertanian, peternakan, perikananan, pengolahan hasil pangan.

Kemudian, MPH juga menghimbau pada Parpem untuk mengelola seluruh potensi di Uraur dan Kawatu. Uraur dan Kawatu akan dijadikan sebagai prototipe tempat belajar dengan tidak melepaskan karakter GPM dalam kerangka pengembangan spiritualitas kemampuan manajerial kelola potensi GPM.

Lebih lanjut, Pendeta Maspaitella menyampaikan harapannya untuk memiliki “Rumah Produksi” hasil pelaku industri pangan lokal.

“Kalau itu kita bangun berarti kita serius sehingga ada pusatnya, sekaligus dia menjadi pusat pelatihan,” imbuhnya.

Menjawab tanggungjwab peran dan fungsi tantangan gereja, Edwin Huwae, Ketua PARPEM dalam sambutannya menjelaskan bahwa konteks tema yang diangkat ini guna untuk pencapaian dalam membawa perubahan bagi SDA dan Potensi alam GPM.

“Apapun yang akan dihasilkan sebagai program dan kegiatan dalam rapat kerja ini betul-betul merupakan bagian bersama dengan stakeholder di bawah koordinasi MPH Sinode,” tuturnya.

Parpem punya 3 divisi yaitu, divisi Pendidikan dan Pelatihan, divisi Pertanain dan Perikanana, divisi Umum dan Sumber Daya. Dari ketiga divisi ini, terbagi tugas dalam perencanaan PARPEM untuk melaksanakan seluruh program dan kegiatan. Outputnya nanti pada menghasilkan dokumen rencana kerja PARPEM 1 tahun maupun 5 tahun kedepan



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin