Pandu Sidang MPL Persekutuan Gereja-Gereja Di Indonesia
Pandu sidang merupakan partisipasi aktif orang muda dalam persidangan gereja.
Pandu sidang SIDANG Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Persekutuan
Gereja-Gereja Di Indonesia (PGI), biasanya
direkrut melalui seleksi yang dilaksanakan oleh Biro Pemuda dan Remaja PGI
melalui seleksi berkas dan motivasi. Dari GPM yang lolos seleksi dan menjadi
pandu sidang MPL PGI di Mentawai, yakni Devins Walalayo dan Syeni Heumasse.
Sebelum melakukan tugas pada sidang
MPL PGI di Mentawai, Sumatera Barat, pandu sidang diberikan pembekalan sebanyak
empat kali melalui zoom meeting dengan topik “Akulah Yang Awal dan Yang Akhir”
yang dibawahkan oleh Sekertaris Umum PGI Pdt. Jacky Manuputty, “Gerakan
Oikoumene” yang dibawahkan oleh Isac Abimanyu, “Steward & stewardship” yang
dibawahkan oleh Pdt. Indah Sriulina, dan “be a good steward” yang dibawakan
oleh Michael Andepa Pinem. Pembekalan ini diberikan agar pandu sidang dapat
memahami siapa dirinya dan apa tugas dan tanggungjawabnya dalam sebuah
persidangan serta bagaimana bekerjasama dan mengatasi berbagai tantangan dalam
proses persidangan. Setelah pembekalan pandu sidang kemudian dibagikan
masing-masing tugas, yakni ada yang bertugas sebagai pandu dalam (tim ibadah, tim
konferensi), pandu luar (Transportasi) dan pandu sekretariat (tim kredensi, tim
regristrasi dan tim MPH & tamu).
Setelah mendapatkan pembekalan dan
pembagian tugas, pandu sidang kemudian dijadwalkan untuk tiba di tempat
persidangan lebih awal daripada peserta, yakni pada tanggal 22 januari 2024
untuk bersama dengan panitia mempersiapkan kebutuhan persidangan. Pada tanggal
24 januari 2024 pandu sidang mulai melaksanakan tugasnya dengan menjemput
peserta, menyiapkan ruang sidang, dan membantu jalannya proses persidangan,
mulai dari pembukaan pada Jumat, 26 januari 2024 Pukul 14:00 – 15:30 WIB sampai pada penutupan Senin, 29 Januari
12:30 – 14: 00 WIB. Selama proses persidangan dalam melaksanakan Tugas dan
tanggungjawab materi pembekalan yang telah dipelajari memberikan kekuatan untuk
bekerja sama, saling memahami dan menghargai perbedaan serta berkomitmen
sebagai anak muda yang mau melayani untuk kemulian nama Tuhan.
Setelah persidangan di tutup, pada
Pukul 19:30 – 23: 30 WIB dilaksanakan malam budaya dengan masing-masing peserta
sidang termasuk pandu sidang sebelum semua peserta dan pandu pulang ke tempat
masinmenampilkan budaya mereka dengan bernyanyi serta menari. Dari Gereja
Protestan Maluku (GPM) mempersembahkan lagu asal penyanyi Ambon yakni Melky
Goeslaw “Sio Mama e” lagu ini menceritakan tentang seorang anak yang merindukan
mama (Ibu) dan ingin agar pulang bertemu dan meminta agar Tuhan menjaga ibunya.
Malam budaya kemudian ditutup dengan foto bersama, saling bersalaman dan saling
memeluk sambal menangis menandakan salam perpisahan. Pada akhirnya Mentawai
adalah tempat yang indah yang menarik banyak orang untuk menikmati keindahan
alamnya serta keramahtamaan umatnya. Semoga berkat dari Tuhan melimpah di Tanah
Mentawai.
Penulis:
Syeni Heumasse