MILIKI KECERDASAN IMAN: Khotbah Pdt. F. J. Syahailatua dalam Kebaktian Penahbisan Pastori Jemaat GPM Warwut
Setahun jemaat bekerja merampungkan sebuah pastori sebagai rumah dan tempat pergumulan pendeta bersama jemaat dan dengan Tuhan. Hal itu merupakan salah satu wujud pengorbanan warga gereja di Jemaat GPM Warwut, Klasis Kei Kecil dan Kota Tual.
Nilai-nilai itu dimiliki oleh mereka yang disebut baik, yaitu mereka yang memiliki kecerdasan spiritual, karena mereka mewujudkan hubungan yang intim dengan Tuhan, selalu bersama Tuhan dan sungguh-sungguh mengenalNya sebagai satu-satunya penolong hidupnya. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual itu adalah orang yang telah berubah dari manusia duniawi menjadi manusia baru di dalam Kristus.
Demikian disampaikan Pdt. (Em.) F. Syahailatua, dalam khotbah pada kebaktian Penahbisan pastori Jemaat GPM Warwut (11/3). Mengutip Mazmur 119:154-160, Syahailatua menyatakan pentingnya pengakuan diri untuk benar-benar berubah. Sebab itu, seorang yang baik, memiliki kecerdasan karakter, artinya ia dikuasai oleh Roh Kudus, sehingga ia bisa menunjukkan imannya di dalam laku hidup sesehari. Bahwa iman bertumbuh dalam perbuatan. Ketiga adalah kecerdasan intelektual, bahwa orang baik itu mampu mengendalikan dan mengolah emosinya sebab ia belajar dari firman Allah. Tanpa pendidikan yang tinggi, ia bisa melakukan hal yang mendatangkan kebaikan, keadilan, dan kesejahteraan. Mereka menjadikan hidupnya sebagai bagian dari tugas untuk kemuliaan Allah. Seorang yang baik, selanjutnya memiliki kecerdasan ekonomi sehingga mampu memanfaatkan diri dan potensi alam untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Mereka terkenal rajin, tidak bermasa bodoh, sebab mereka suka bekerja keras.
Menurut Syahailatua, itu juga ciri yang diinginkan ada pada para murid dan juga warga gereja untuk bertarung di tengah tantangan dunia yang keras dengan mengbangkan diri.
Puncak dari semua itu karena Allah sangat baik dan mengasihi kita sehingga Ia menginginkan kita menjadi orang baik. Itulah yang diyakini Pemazmur sehingga sehebat apapun kesulitan hidup, ia tidak pernah berpaling dari Allah dan hukum-hukumNya. Kecintaannya pada titah atau hukum Tuhan membuat Pemazmur setia. Baginya itu adalah kunci dari kasih Tuhan yang diterimanya dan seluruh masyarakat.
Oleh sebab itu, dalam rangkaian berkat Tuhan kepada warga Jemaat Warwut melalui penahbisan pastori ini, maka jemaat ini menjadi tanda kesaksian tentang berkat yang turut diterima melalui pengurbanan Yesus di salib.