Menggelorakan Gereja Ramah Anak; Sambutan Ketum PGI Pada Pembukaan Percasmi 2023
Ketua Umum
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Gomar Gultom, M,Th
berkesempatan menghadiri dan memberi Arahan pada Pembukaan Pekan Ceria Anak
Sekolah Minggu (PERCASMI) PGI di Baileo Oikumene Ambon (Senin, 26/06/2023).
Turut hadir membuka iven tiga tahunan ini Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Sebelumnya Ketua Sinode
GPM Pdt Elifas Tomix Maspaitella memberi sambutan selamat datang sebagai tuan
dan nyonya rumah pelaksana kegiatan serta Laporan Ketua Panitia PERCASMI, Pdt
Jopy Lailossa, S.Th. Berikut sambutan lengkap Ketua Umum PGI:
Saya menyambut
dengan sukacita kehadiran adik-adik Sekolah Minggu bersama para kakak-kakak
pendamping dalam Percasmi yang sudah lama kita tunggu-tunggu ini.
Pertama-tama
saya ingin menyapa adik-adik. Saya sangat bangga dengan adik-adik semua, yang
dengan penuh keberanian meninggalkan keluarga dan ngumpul di Ambon, yang
dikenal sebagai Kota Musik ini.
Saya berharap
selama Percasmi ini, adik-adik dapat mengembangkan persahabatan dengan
teman-teman yang datang dari gereja dan daerah lain. Yesus adalah sahabat semua
anak. Adik-adik semuanya adalah sahabat Yesus yang setia. Maka sebagai
sahabatNya, kita juga harus menyediakan diri untuk menjadi sahabat bagi anak-anak
lain, apapun latar belakangnya.
Melalui
perjumpaan dan permainan selama Percasmi ini, saya juga berharap adik-adik
berlatih mengembangkan pola hidup bersih dan sehat. Semoga perjumpaan lewat
Percasmi ini, adik-adik mengalami keceriaan tersendiri.
Hormat saya buat
kakak-kakak pendamping yang kita banggakan bersama, yang menyediakan diri
mendampingi adik-adik kita tercinta. Tanpa keikutsertaan kakak-kakak
pendamping, kita tak akan berada di sini.
Ibu Menteri,
Bapak Gubernur dan Ketum Sinode GPM yang saya hormati,
Gereja-gereja di
Indonesia sudah sejak lama mencanangkan perlunya digerakkan Gereja Ramah Anak.
GPM, yang menjadi tuan rumah Percasmi 2023 ini, bahkan sudah memutuskan lewat
persidangan sinode, agar di setiap klasis tersedia sedikitnya satu rumah singgah,
sebagai wadah pendampingan bagi perempuan dan perlindungan bagi anak-anak, yang
oleh berbagai sebab terlunta dan mengalami kekerasan.
Sayangnya, belum semua gereja menggelorakan
semangat ini. Di berbagai tenpat kita masih saksikan kehadiran anak masih
dianggap sebegai pelengkap dalam kehidupan bergereja. Ibadah-ibadah sekolah
minggu diperlakukan sebagai proses latihan untuk ibadah gerejani, dan pelayanan
anak hanya komplementer sifatnya dalam agenda gerejani kita. Pelayanan anak
sekolah minggu sarat dengan kotbah-kotbah yang menggurui dan sangat minim
dengan permainan, sesuatu yang sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam tumbuh
kembang anak. Manusia adalah homo ludons, makhluk bermain.
Akibatnya, tanpa
kita sadari pelayanan anak di gereja kita tak mampu mengembangkan potensi anak
secara penuh dan bahkan tak jarang malah merenggut masa tumbuh kembang anak
yang mestinya difasilitasi dan dilindungi oleh gereja.
Gereja-gereja
kita masih memperlakukan anak sebagai subordinasi orang dewasa sehingga mereka
tidak pernah dimampukan untuk mengartikulasikan kehendak hatinya, dan bertumbuh
seturut dengan perkembangan usianya.
Ini semua
merupakan penyia-nyiaan terhadap kepentingan terbaik anak dan tentu juga
merupakan pelanggaran terhadap hak-hak anak sebagaimana dijamin oleh Konvensi
Hak Anak Internasional dan berbagai produk undang-undang di Indonesia. Kalau
hal-hal seperti ini dibiarkan terus terjadi, kualitas masyarakat kita akan
terus terdegradasi di masa depan.
Olehnya
dibutuhkan kesadaran kolektif kita semua untuk melindungi kepentingan terbaik
anak, dan tidak membiarkan apapun merenggut kesempatan mereka bermain sebagai
anak-anak, sesuatu yang sangat dibutuhkan proses tumbuh kembangnya, yang pada
gilirannya akan menjadi generasi tangguh buat bangsa kita.
Dalam kaitan ini
saya sangat berharap, melalui Percasmi ini, kakak-kakak Pendamping atau Pembina
Sekolah Minggu, kita dapat saling berbagi informasi, pengalaman dan harapan;
agar melalui pengalaman bersama ini, sekembali dari Percasmi ini kita dapat
menjadikan gereja kita sebagai garda terdepan dalam melindungi kepentingan
terbaik anak melalui pelayanan gerejani kita.
Terakhir,
perkenankan pula saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
Pimpinan Sinode GPM dan seluruh jajarannya, yang memfasilitasi sedemikian rupa
sehingga Percasmi ini dapar terlaksana. Semoga seluruh jerih payah dan
pengorbanan Ibu dan Bapak serta kakak-kakak sekalian, menjadi dupa yang harum
dalam Kerajaan Allah. (rr)