Kuasa Paskah Mendorong Konsolidasi Persekutuan Untuk Melayani Dunia




Tobelo (03/04/2024) Pemerintah Daerah Halmahera Utara menggelar Perayaan Paskah Oikumene dengan balutan Tema "Hidup dalam alat kebenaranNya". Perayaan paskah ini dikoordinir Panitia Hari Besar Gerejani yang diketuai oleh Bapak Yudihart Noya (Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab. Halmahera Utara)

Hadir sebagai Khadim / Pelayan Firman Pdt. Prof. Dr. Jhon Chr. Ruhulessin, M.Si. Dalam khotbah paskah mantan ketua sinode GPM dua periode itu menegaskan beberapa  makna penting dari Kebangkitan Yesus Kristus yang dapat direnungkan secara bersama oleh pemimpin, pelayan dan umat di Tobelo di Hibualamo antara lain;

Pertama, orang Kristen yang hidup dalam spirit Paskah adalah orang Kristen yang percaya Kristus yang menang atas segala kuasa. Kita adalah generasi-genarasi yang hidup di era kemenangan Kristus. Karena itu di tengah situasi hidup penuh tantangan apapun orang Kristen harus  tetap kuat dan tidak cengeng, orang Kristen haris terus percaya bahwa Allah yang dipercayai adalah Allah yang hidup melebihi segala kuasa dunia.

Kedua, yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang. Kita harus hidup dalam era yang baru jangan terikat dengan masa lalu yang penuh kesombongan, kebencian, arogan dan penuh kedengkian, memecah belah persekutuan kita . Tetapi Orang Kristen harus melihat ke masa depan yang lebih baik dengan paradigma baru, alternatif baru, inovasi baru dan juga inklusiv dengan masyarakat yang majemuk.

Ketiga,  hidup dalam kuasa paskah adalah yang tak mungkin menjadi mungkin. Cuma Allah yang berdaulat atas hidup. Hanya Tuhanlah yang menyelamatkan hidup kita. Oleh karena itu Kita terpanggil untuk menjadi gereja yang tetap percaya dan mempercayakan hidup kepada Tuhan sebab yang tak mungkin menjadi mungkin.

Keempat, setelah Kebangkitan Yesus, IA mengumpulkan murid-muridnya. Yesus mengonsolidasikan potensi para murid sebab Yesus tidak bekerja sendiri karena misinya harus dikerjakan oleh semua orang. Karena itu aspek persekutuan menjadi penting. Persekutuan Gereja dan jemaat di Halmahera harus diperkuat, spirit paskah mendorong gereja untuk mengonsolidasi persekutuan yang tercerai berai dan terpecah-pecah. Sebab  Misi Kristus tidak akan berjalan bila gerejanya terpecah dan tercerai berai satu dengan yang lainnya.

Kelima, kebangkitan Yesus, ia mengajak para murid ke Galilea, mengapa Galilea bukan di Yerusalem? Bukankah di Galilea adalah daerah miskin, kumuh, daerah orang kafir? apa maknanya? Maknanya, Yesus tidak ingin membangun komunitas elit, komunitas yang penuh kemakmuran dan penuh kekuasaan tetapi  penuh penindasan dan ketidakadilan. Gereja harus berdiri dengan kedua kaki diatas  bumi, di tengah mereka yang lapar dan haus, di tengah mereka yang miskin dan mengalami penindasan. Ada masalah dengan gereja akhir-akhir ini yakni formalisme, rutinisme dan verbalisme. Gereja jangan  sibuk dengan rutinisme, formalisme dan verbalisme semata tetapi siap diutus untuk kedalam dunia dan melayani dunia. Dan gereja yang mengalami kuasa paskah adalah orang yang tidak berdiam diri tetapi pergi keluar menjadi alat kebenaranNya.

Penulis : Pdt. Albert E. Kofit