KONFERENSI INTERNASIONAL LITERASI KERAGAMAN LINTAS BUDAYA



KONFERENSI INTERNASIONAL LITERASI KERAGAMAN LINTAS BUDAYA


Menlu: Perlu ada penghargaan terhadap kemanusiaan dan keadilan

 

Sejak hari ini (10/7) sampai tanggal 12 Juli nanti, Institut Leimena menyelenggarakan Konferensi Internasional Literasi Keragaman Lintas Budaya (LKBK), yang diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perdamaian di dunia.

 

Dalam sambutannya, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno L.P. Marsudi, mendorong adanya pengakuan bahwa problem sosial global kita dewasa ini sangat kompleks, ditambah lagi dengan perang terjadi di mana-mana, termasuk di Palestina. Perlu diakui bahwa itu bukanlah perang agama, namun agama sering dijadikan unsur yang terbawa-bawa ke dalam konflik. Di banyak negara, terjadi polarisasi sosial dan mengakibatkan terjadinya konflik di mana-mana. Sadar akan hal itu, perlu upaya untuk membangun kolaborasi lintas budaya dan agama. Karena itu peran organisasi sipil, seperti Institut Leimena, melalui kegiatan Seminar Internasional Literasi Keragaman Lintas Budaya (LKBK).


Hal kedua yang penting menjadi kesadaran bersama untuk mewujudkan penghargaan yang tinggi kepada kemanusiaan dan keadilan ialah menjadikan komunitas inklusif sebagai prioritas. Sebab penting untuk berpartisipasi dalam masyarakat inklusif sebab kemanusiaan adalah hal tertinggi dalam masyarakat yang adil dan damai.


Sejalan dengan itu, kolaborasi yang berdasar pada penghargaan terhadap dignitas kemanusiaan akan mendorong lahirnya berbagai gerakan yang dilakukan melalui pendekatan kemanusiaan dan dialog lintas budaya dan agama.


Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 32 organisasi mitra dalam dan Luar Negeri dan lembaga agama serta alumni program LKBK yang telah diselenggarakan oleh Institut Leimena beberapa tahun belakangan ini di berbagai Provinsi di Indonesia.