KLASIS GPM MASOHI SIAP GELAR BAKUDAPA ANAK DAN REMAJA LINTAS AGAMA DAN PENDAMPINGAN INKLUSI TAHUN 2024




(19/06/24) Tanda kesiapan Klasis GPM Masohi sebagai penyelenggara Bakudapa Anak dan Remaja GPM Tahun 2024 tampak dari pembangunan 38 buah rumah sebagai tempat hunian bagi seluruh peserta. Setiap rumah terdapat tiga buah kamar tidur, ruang tamu, dapur, tempat cucian, kamar mandi dan toilet, serta teras di bagian depan dan belakang. Sebanyak 34 rumah akan dihuni oleh peserta dari 34 Klasis, sedangkan MPH Sinode, Fasilitator dan Narasumber serta Sterring Commite masing-masing menempati salah satu dari 4 unit rumah lainnya.

Rumah-rumah ini dibangun oleh 38 Jemaat di Klasis Masohi dengan dana dan tenaga kerja langsung dari Jemaat masing-masing, sehingga tidak menjadi beban anggaran Panitia. Sedangkan instalasi air bersih dan listrik menjadi tanggungjawab Panitia secara langsung.

“Kami membangun rumah-rumah yang layak huni. Alasannya karena saat ini musim hujan dan lokasi kegiatan dekat dengan pantai. Jadi udara cukup dingin, sehingga anak-anak harus tinggal dalam rumah yang layak, sekaligus menjadi bukti dari keberpihakan gereja terhadap perlindungan anak”, tegas Ketua Klasis GPM Masohi, Pdt. A. Lohy-Norimarna.

Selain itu, fasilitas kesehatan, dapur umum, panggung utama, dan lokasi pameran akan disiapkan oleh Panitia dengan bantuan Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah. Dinas PUPR Kabupaten Maluku Tengah sendiri berkontribusi dalam mengerjakan lokasi tersebut, sehingga benar-benar layak untuk pelaksanaan kegiatan ini pada waktunya. Sementara itu, Ketua Panitia, J. Boro, menerangkan bahwa semua hal terkait pemodokan atau rumah hunian akan rampung pada 22 Juni, sehingga dipastikan semua hal termasuk jaringan listrik dan telekomunikasi sudah tersedia untuk menunjang kegiatan dimaksud. Menurutnya pihak pemerintah dan Telkom, Telkomsel serta PT PLN memberi dukungan positif bagi terlaksananya kegiatan ini.

Rumah-rumah yang dibangun di lokasi Bakudapa Anak Remaja secara langsung membuat lokasi tersebut seperti pemukiman baru yang dibangun dengan durasi sangat cepat. Para Ketua Majelis Jemaat menjelaskan bahwa rumah-rumah tersebut dibangun dengan dana murni dari Jemaat masing-masing. Tenaga kerjanya pun adalah warga jemaat masing-masing. Persiapan dan pembangunan ini tetap ada dalam pantau masing-masing Ketua Majelis Jemaat. 

“Apalagi ini dilaksanakan lintas agama, jadi kami harus menciptakan semacam kampung baru yang memperkuat semangat moderasi dan perdamaian. Termasuk pelayanan inklusi kepada anak-anak dengan kondisi khusus. Jadi rumah-rumah sederhana ini juga sangat ramah untuk difabel”, jelas Pdt. Frits Salaka, Ketua MJ GPM Waru.


Ketua Sinode GPM, Pdt. E.T. Maspaitella terkesan dan merasa yakin bahwa ternyata dengan mengerahkan seluruh potensi jemaat, kita bisa membangun sebuah kompleks pemukiman baru secara cepat dengan rumah layak huni, melebihi rumah-rumah warga jemaat di jemaat masing-masing. Hal ini pun untuk memastikan bahwa ternyata dari bahan-bahan bangunan lokal setiap jemaat bisa mengembangkan diakonia gereja terutama untuk membangun rumah layak huni kepada warga jemaat yang berkekurangan secara ekonomi.

Bakudapa Anak dan Remaja GPM Tahun 2024 dilaksanakan dibawa tuntunan tema: “Kita Setara dan Bersaudara”. Tema ini memberi makna bahwa walau berbeda agama dan kondisi fisik, kita setara, tidak ada yang membedakan, dan kita bersaudara. Mendidik anak untuk memiliki dan memperluas wawasan kesetaraan dan persaudaraan lintas agama dan keadaan fisik, sehingga mereka menjadi agen-agen keadilan sosial serta persaudaraan untuk membangun Maluku, Indonesia dan Dunia yang adil dan damai.