Kerjasama GPI dan Greenfaith Laksanakan Kegiatan Training Climate Justice




Bertempat di gedung gereja Imanuel Jemaat GMIM Koya berlangsung kegiatan Training Climate Justice. Kegiatan ini di hadiri oleh peserta 60 orang dari 12 Gereja dan OKP Kristen di Kabupaten Minahasa, Kamis (13/6). 

 

Kegiatan direncanakan berlangsung kamis 13 Juni-15 Juni 2024. Kegiatan di awali dengan ibadah pembukaan yang dipimpin oleh Pdt F. Tuwanakota sekum Gereja Protestan Maluku (GPI). Dalam khotbahnya, dengan pembacaan alkitab Yesaya 24:4-6, Pdt Tuwanakota mengingatkan gereja untuk terus menjaga Alam ciptaan Tuhan. Alam semakin hari semakin rusak karena ulah manusia.

 

Sudah ribuan tahun, nabi Yesaya telah mengingatkan umat tentang pengrusakan alam, membuat bumi menjadi berkabung, merana, layu, dan cemar. Dosa keserahkan manusia membuat perjanjian Alllah dan manusia dilanggar, seru Tuanakotta.

 

Manusia sendirilah yang memutuskan perjanjian kekal dengan Allah sebagai pemilik dan pencipta bumi sehingga merusak semua ciptaan. Untuk itu gereja khususnya Kaum muda dipanggil dan diutus Allah untuk tugas memelihara alam ciptaannya.

 

Pada kesempatan itu hadir Ketua Sinode GMIM, Pdt Dr. Hein Arina, dalam arahannya memberikan apresiasi atas pelaksanaan di tondano dan Gereja Masehi injili di Minahasa sebagai tuan rumah. Kerusakan alam terjadi karena dominasi manusia terhadap alam terlalu kasar sehingga dampak iklim bagi bumi sangat terasa.

 

Hadir pula Gubernur Sulawesi Utara, Olly dondokambey, SE dan OPD dalam lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, ia mengatakan bahwa setiap perusahan tambang selalu menghancurkan manusia dan masyarakat sekitarnya. Untuk itu Perlu ada kesadaran bersama semua ciptaan untuk menjaga alam.

 

Sebagai ketua Kaum Bapak PGI, menegaskan bahwa sebagai sesama ciptaan Tuhan maka harusnya melindungi dan merawat alam. Hal ini dilakukan yakni sejak menjadi gubernur sulawesi Utara ia telah mencabut 38 Ijin pertambangan di Sulut.

"Harta benda itu diberikan Tuhan kepada kita untuk itu kita harus menjaga dan merawat" ungkapnya.

 

Selain itu koordinator nasional Greenfaith, ibu Henny Parlan, mengatakan greenfaith sebagai suatu lembaga yang didirikan 22 tahun yang lalu di amerika. Sebagai lembaga yang melakukan edukasi pendidikan dan kampanye bagi lingkungan. Agama merupakan target utama dari organisasi ini sebab 72% warga didunia memiliki agama. Ia pun menilai untuk Gereja protestan sudah 6 kali melakukan kerjasama dengan green interfaith, serunya.

 

Krisis global semakin besar dalam tahun ke tahun, seperti kemarau berkepanjangan, bencana alam zerjadi dimana-mana. Ungkan ibu lenny. Iklim juga bukan hanya pada satu wilayah tetapi semua wilayah, dampak yang mengglobal sehingga kita perlu bekerja sama untuk memelihara lingkungan, ungkapnya

 

Sementara itu, Ketua GPI Pdt Rudi Ririhena, M.Si, mengungkapkan bahwa GPI sangat terbuka untuk setiap agama, lembaga yang berjuang untuk memelihara alam GPI sangat mendukung kegiatan memelihara alam, ungkap Ririhena.

 

Pewarta: Pdt Gamaliel Wirtha, S.Si (Ketua Majelis Jemaat Klasis PP Aru)