Kepada Musuh Pun, Kita Harus Bermurah Hati




Lukas 6 : 35 - 36

Apabila kita berpikir, berkata dan melakukan sesuatu yang berbeda dari kebiasaan umumnya dianggap sebagai orang “gila”, dianggap melawan arus. Akibatnya sulit terjadi perubahan. Kita justru membiarkan kebiasaan buruk berlangsung terus-menerus. Ajaran Yesus dalam Lukas 6:35-36, merupakan suatu pemikiran, perkataan, dan tindakan yang baru, merubah tradisi Yahudi tentang balas dendam, yakni mata ganti mata, gigi ganti gigi, dst. Perkataan Yesus tentang kasihilah musuhmu merupakan ajaran baru dalam kerangka penyelesaian masalah atau konflik secara damai, tidak dalam tindakan kekerasan. Kita diajarkan oleh Yesus untuk berbuat baik kepada musuh, baik itu orang yang memusuhi kita ataupun orang yang kita musuhi. Begitu pun jika kita meminjamkan sesuatu kepada orang lain, jangan mengharapkan balasan. Itulah yang disebut dengan murah hati. Mengapa Yesus mengajarkan demikian? Sebab Allah Bapa murah hati. Allah Bapa tidak membalaskan  setimpal dengan dosa kita. Kita berdosa, namun Allah Bapa mau mengasihi dan mengampuni. Allah Bapa menganugerahkan kebaikan dan berkat kepada kita namun tidak mengarapkan balasan. Cukup dengan bersyukur dan berterima kasih kepadaNya. Ajaran Yesus ini mengajak kita untuk bermurah hati kepada siapa pun, termasuk kepada musuh atau orang yang membenci kita. Bermurah hati dengan melakukan kebaikan kepada semua orang tanpa pamrih.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk hidup bermurah hati dengan semua orang. Amin.