Kebaktian Pembukaan Studi Wilayah Pengayaan Draf DKG PGI Tahun 2024-2029 Wilayah Indonesia Timur




Mengawali seluruh rangkaian kegiatan, para peserta dan fasilitator terlebih dulu mengikuti kebaktian pembukaan yang dilayani oleh Pdt. Drs. I.H. Hetharie, Wakil Ketua II MPH Sinode GPM. Kebaktian yang berdurasi 55 menit ini menjadi dasar yang menguatkan untuk seluruh proses pelaksanaan kegiatan. Dalam khotbahnya, Hetharie mengemukakan bahwa seluruh peserta datang dari wilayah dan budaya yang berbeda, latar belakang sejarah dan tradisi gereja yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama yakni mengesakan diri dalam gereja yang esa melalui penyiapan draf perubahan dokumen keesaan gereja ini.  

Lebih lanjut, “Teks bacaan Alkitab memuat doa Yesus bagi murid-muridNya agar mereka dijaga, dipelihara, memiliki keberanian, ketaatan dan kesetiaan dalam tugas pemberitaan Injil Kristus. Yesus pun berdoa kepada gereja-gereja di Indonesia yang mendapat kepercayaan untuk memberitakan kabar baik tentang nama-Nya bagi dunia supaya memiliki keberanian, ketaatan dan kesetiaan untuk tetap mengesakan diri dalam satu kesatuan”, tutur Hetharie.

Hetharie menegaskan bahwa gereja-gereja di Indonesia telah mendapatkan kemuliaan Allah supaya kemuliaan itu membawa warga gereja hidup dalam satu kesatuan seperti doa Yesus. Hal tersebut merupakan harapan yang nantinya diaktualisasikan dalam dokumen gereja di tingkat PGI yang akan didiskusikan dua hari ini.

Rasa syukur yang ditorehkan dalam seluruh rangkaian Kebaktian Pembukaan juga dilengkapi dengan ucapan terima kasih yang disampaikan oleh Ketua Sinode GPM, Pdt. Elifas T. Maspaitella. Beliau menyampaikan terima kasih bagi MPH PGI yang telah mempercayakan GPM sebagai penyelenggara pelaksanaan kegiatan. Juga ucapan selamat datang diperuntukan untuk semua peserta yang baru pernah datang di Ambon. Dalam penyampaian singkatnya, Maspaitella memastikan kepada seluruh peserta dan fasilitator bahwa Ambon sudah aman dan damai sehingga setiap momen yang tercipta selama dua hari dapat dinikmati dengan rasa aman.


Kegiatan ini dibuka oleh Sekertaris Umum PGI, Pdt. Jacky Manuputty dengan memukul Tifa sebagai tanda bahwa kegiatan sudah dapat dimulai, setelah menyampaikan sambutannya. Manuputty mengemukakan bahwa selama 40 tahun sejak Dokumen Keesaan Gereja disahkan, maka saat ini akan direvisi. Memang tidak gampang untuk menyentuhnya sebab PGI bekerja dengan centrum yang sangat luas. Oleh karena itu, Dokumen Keesaan Gereja yang menyatukan gereja-gereja tidak gampang untuk direvisi. Ada harapan bahwa dalam persidangan PGI di Rantepao Toraja pada bulan November nanti, draft dokumen final sudah bisa disajikan dan diputuskan menjadi dokumen revisi.

Peserta yang mengikuti kegiatan ini datang dari Sinode GPI Papua, Sinode GKI Papua, Bala Keselamatan Ambon, Sinode GMIH, GBIS, Gereja Suara Ketebusan, MPH PGIW Maluku, Teolog dari Fakultas Teologi UKIM, STFT GKI I. S. Kijne Papua, STT GPI Papua Fak-fak, IAKN Ambon, Peruati Ambon, dan Peruati Papua Barat.

Harapan dari seluruh peserta dan fasilitator juga penyelenggara agar kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik sehingga menghasilkan keputusan yang bijak untuk pertumbuhan gereja-gereja di Indonesia.

 

Penulis: Jean Sierjames