Kado Kesehatan di Pengungsian



Kado Kesehatan di Pengungsian

Untuk kedua kalinya, Tim BaBaSha menyambangi pengungsi Kariuw di Aboru. Pertama, tanggal 8 September 2022. Kedua, tanggal 22 Desember 2022, pasca pemulangan tahap pertama atas 199 jiwa warga Kariuw ke negeri asal pada tanggal 20 Desember 2022. 

Misi berbagi sehat ini dilakukan bersamaan dengan kunjungan gembala oleh MPH Sinode GPM kepada warga Kariuw yang sementara mengungsi di Aboru, disertai pemberian bahan pangan dari Sinode GPM dan Klasis GPM Pulau Ambon.

Aktifitas pemeriksaan kesehatan dan pengobatan dilakukan sejak pagi, dan berakhir jelang sore hari. Jumlah pasien yang dilayani sebanyak 120 orang. Sebagian besar adalah orang tua. Mereka sangat antusias mengikuti pemeriksaan kesehatan dan pengobatan ini. Jenis penyakit yang dominan adalah maag, asma, flu batuk dan gatal-gatal. 

Pelayanan kesehatan oleh Tim BaBaSha dan kunjungan gembala oleh MPH Sinode GPM ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada warga Kariuw yang sementara berada di pengungsian di Aboru, jelang perayaan Natal Kristus, akhir tahun 2022 dan tahun baru 2023. Bahwa kesehatan tubuh harus padu-padan dengan kesehatan jiwa/mental. Paling kurang, menyaksikan dan memastikan bahwa warga Kariuw di Aboru sementara sehat-sehat saja, walaupun suasana hidup di pengungsian selalu tidak mengenakkan. Tak kurang masalah yang harus dihadapi. Tubuh dan jiwa/mental harus kuat. Iman harus lebih kuat lagi. Karenanya tubuh dan jiwa/mental yang sehat adalah kado terbaik yang kita butuhkan dalam situasi apapun. 

Kami berdoa, agar pada waktunya, dengan bantuan berbagai pihak, semua warga Kariuw yang berada di pengungsian dapat kembali ke negeri asal. Berharap agar masa-masa kelam dalam salah satu sejarah hubungan antar manusia di era modern ini bisa diakhiri. Hidup bersama, merajut masa depan dalam damai, walau berbeda. 

Selamat songsong Natal, 25 Desember  2022 dan Tahun Baru, 1 Januari 2023.

"Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus" (2 Tim. 2:1). 

~~~~~~~~

Aboru, 22 Desember 2022.

Penulis: Pdt. Max Syauta & dr. Ivan Abednego.



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin