Journey Of Faith



Journey of Faith


Bandung, sinodegpm.id - Jemaat-jemaat bergerak cepat dan dinamis, sebagai penggerak para pelayan (pendeta, red) dituntut adaptif dan mengindari status quo dalam pelayanan. Kesadaran inipun membawa 36 pendeta Tanimbar Selatan melakukan journey of the faith ke kota kembang selama 4 hari, 12-15 Oktober 2022.



Kevin Ford dalam bukunya Transforming Church mengungkapkan 2 hal penting dalam kaitan dengan journey of the faith yaitu Adventure dan Quest. Adventure adalah petualangan untuk menghilangkan kejenuhan atau semacam merefresh kepenatan. Petualangan ini semacam healing dan menurutnya petualangan ini tidak membawa perubahan apa-apa. `sedangkan Quest adalah perjalanan yang mentransformasi diri. Quest mengarah kepada sebuah pencarian yang membawa pada perubahan diri. Bukan sekedar petualangan, tapi upaya pencarian terhadap sesuatu untuk mentransformasi. Olehnya journey ke Universitas Kristen Maranatha-Bandung adalah pencarian ilmu untuk mentransformasi pelayanan gereja. Pendeta adalah penggerak ke arah itu. Transforming church hanya dapat terjadi jika kita betul-betul memaknai pencarian atau quest ini sebagai perjalanan iman.


Tidak salah dalam arahan Ketua Sinode GPM, Pdt. Elifas T. Maspaitella sesaat melepaskan kami menekankan tentang pentingnya meningkatkan kapasitas pelayan demi transfromasi pelayanan gereja. Kita harus sedikit menutup telinga dari orang-orang "usil" yang mungkin melihat perjalanan ini semacam petualangan untuk sekedar menghilangkan kepenatan semata, sebab toh pelayan harus terus ditingkatkan kapasitasnya.


UKM Bandung

kami menyuguhi rangkaian makanan-makanan bergizi dari Tim Psikologi Universitas Kristen Maranatha, diantaranya "Overview Sosial Problem" oleh Dr. Jacqueline, M.Si.Psikologi; "KDRT sebagai bagian dari Social Priblem" oleh Tessalonika Sembiring, M.Si.Psikologi; "Pembinaan Karakter Anak (Fomo), Kristin Rahmani, M.Si.Psikologi; "Membangun Resiliensi Keluarga" oleh Dr. Irene P. Edwina, M.Si.Psikologi; dan "Konseling Pastoral dalam Pendekatan Psikologi" dikelola secara Tim oleh Dr. Jacqueline, M.Si.Psikologi, Heliany K, M.Si.Psikologi, dan Kristin Rahmani, M.Si.Psikologi.



Materi-materi ini tersaji bagaikan rangkaian psikologi sains yang mengarah secara spesifik pada psikologi keluarga yang terlahap dengan gairah dan rasa "lapar" bagi kami. Kami terasa didesain menjadi psikiater sekaligus konselor yang baik. Sekaligus otokritik bagi pendekatan-pendekatan konvensional pastoral gereja yang berdiri dalam status quo selama ini. Rupa-rupanya pastoral bukan sekedar naluri alamiah, tetapi harus terdesain lewat pengetahuan kognitif. Para pelayan tidak hanya dilatih, tapi harus pula diisi dengan sejumlah pengetahuan untuk menggiring mindset pelayan yang membantu perumusan action yang baik untuk mentransformasi pelayanan gereja.


Kata-kata mereka mengalir dengan berisi tanpa "takangkang" sebab bukan saja membaca buku dengan teori-teori psikologi yang ruwet dan bisa dijelajahi di google, tapi mengalirkan pengalaman-pengalaman sebagai psikiater yang mereka jalani. Mungkin benar, ilmu atau teori akan tetap menjadi dirinya jika tidak bermanfaat dan relevan pada pengabdiannya.


Kami melihat hospitality yang luar biasa dari UKM. Mereka benar-benar injili dan menawarkan keramahtamahan yang hakiki. Rektor dan jajarannya termasuk para dekan menerima kami dengan hati yang penuh cinta. Kultur akademik ini yang memberi kesan baik dan menolong kami terhisap ke dalam materi-materi dengan penuh cinta dan bergairah.


Ole-Ole UKM

Di penghujang belajar kami diladeni oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) yang diawali sharing dari para pendeta Tanimbar Selatan seputar "Potensi Daerahku". Oleh beberapa teman pendeta kami mengungkapkan seluruh potensi Tanimbar mulai dari budaya, kearifan lokal, potensi ekonomi, pariwisata, kerajinan tenun ikat, dan kerajinan seni memahat patung termasuk mengungkapkan pengelolaan pemasaran dalam era digitalisasi.


beberapa narasumber berbagi ilmu dan pengalaman mengenai "akses desain dan pemasaran potensi daerah" termasuk "Praktek Baik Pengembangan Potensi Daerah" oleh Tim berpengalaman dari Fakultas Seni Rupa dan Desain. Diakhir sesi kami menikmati praktek bersama tim yang dikemas dalam bentuk Workshop Macrame oleh Dr. Kezia Langi.


Sungguh ini journey of faith yang luar biasa. Pencarian atau Quest ini sungguh-sungguh merambah transformasi bagi kami yang luar baisa. Kami membawa pulang ole-ole Injil yang luar biasa dari kota kembang ini. Wewangian kota dan hospitality yang luar biasa dari kampus injil ini akan terus berkembang dalam tanggung jawab transformasi pelayanan gereja. Tentulah kami telah melakukan hal-hal kecil dengan cinta dan kerinduan kami untuk mentransformasi diri-diri kami.

-------

Ahad, 16 Oktober 2022

Pewarta - Pdt Maryo Lawalata - Klasis Tanimbar Selatan



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin