Jawaban Masalah Pendidikan, GPM Kirim Relawan Pengajar Gelombang III
Salah satu masalah pendidikan di Provinsi Maluku dan Maluku Utara adalah terbatasnya tenaga guru pada jenjang SD, SMA dan SMK di wilayah yang tidak tergantikan, secara khusus di pedalaman dan daerah pelosok.
Gereja Protestan Maluku (GPM) secara konsisten menjawab masalah tersebut dengan mengirimkan para relawan pengajar ke sekolah-sekolah milik GPM dibawah Yayasan Pembinaan Pendidikan Kristen (YPPK) Dr. J.B. Sitanala, dan tahun ini merupakan tahun ketiga pelaksanaannya.
Proses seleksi dilakukan melalui serangkaian tes oleh Komisi Pendidikan GPM, seperti lazimnya pada dua gelombang sebelumnya. Ketua Komisi Pendidikan, Dr. Ir. F. Latumahina, sebagai penanggungjawab pelaksanaan program ini memastikan bahwa 25 relawan gelombang III ini sudah dipersiapkan secara matang melalui pembekalan sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dengan tantangan-tantangan yang ada.
Dirinya memastikan bahwa 25 Relawan Pengajar ini, sesuai dengan SK MPH Sinode akan berangkat untuk melayani di sekolah-sekolah milik GPM dalam naungan YPPK Dr. J.B. Sitanala di Seram Utara dan Seram Utara Barat (Kabupaten Maluku Tengah), Seram Timur (Kab. Seram Bagian Timur), dan Pulau Damer (Kab. Maluku Barat Daya).
Dalam arahannya, Ketua MPH Sinode GPM, Pdt. Elifas Maspaitella, berterimakasih untuk kesediaan para relawan sebab mereka sudah memberi jawaban atas tugas pemberitaan Injil GPM melalui sekolah-sekolah, serta diharapkan dapat membawa perubahan karakter anak, orang tua dan masyarakat di mana mereka menjalankan tugas itu.
"Di daerah yang tidak tergantikan, yaitu di pedalaman dan pelosok, kita menghadapi persoalan yang sama yaitu tidak ada tenaga guru. Makax GPM berupaya menjawabnya melalui relawan pengajar", tandas Maspaitella.
Ia berharap para relawan selain membagi ilmu dan informasi-informasi pengetahuan terkini, juga membantu pendidikan karakter siswa, orang tua dan masyarakat serta gereja setempat. Dan kedepan melalui kolaborasi Komisi Pendidikan Sinode dan YPPK Dr. J.B. Sitanala, diharapkan ada modifikasi bentuk program sehingga bukan lagi mengirimkan relawan melainkan meningkatkan kapasitas relawan pada tiga (3) angkatan yang sudah ada, dengan harapan ada yang bersedia menjadi guru di YPPK dan dapat ditugaskan ke 10 Sekolah Model yang akan diselenggarakan di Ambon, Dobo, Tual, Saparua, Masohi, Piru, Kairatu dan satunya di Wayaua, Bacan, Maluku Utara, supaya dari sekolah model itu sekolah terdampak dalam wilayah tersebut bisa dijangkau dengan pendidikan bermutu.
Karena itu bagi Maspaitella, para relawan mesti dibimbing untuk memahami dan mendalami kurikulum YPPK yang kini berbasis riset peneliti belia.
Adapun para relawan yang akan diutus itu masing-masing: Venska Likumahua (Klasis GPM Seram Timur); Leony Leasa, Agnes Tehupuring, Wisye Salawaney, Junike Tebiary, Felany Soplanit, Yety Tuhumury, Maria Tuhuleruw (Klasis GPM Seram Utara Barat); Anjela Jesayas, Modesta Kililili, Martha Hieriej, Tansye Latumeten, Sherly Paays, Eltha Tuhalauruw, Angra Urasana (Klasis GPM Seram Utara); Gold Salele, Meilani Salamor, Yenny Ohello, Chyntia Louhatapessy, Feby Solla, Elsan Lopumeten, Melissa Marewene, Ekalin Ririhena, Susana Koritelu, Agustina Untailawan (Klasis GPM Pulau Damer).