Hikmat itu Harta yang Tidak Ternilai




Amsal 8: 10 - 13

 

Emas, perak dan permata, siapakah yang tidak mengenal dan menginginkan benda- benda ini? Benda-benda yang berharga dan punya nilai yang tinggi dalam kehidupan manusia dan dijadikan ukuran untuk status seseorang. Baik status ekonomi maupun status sosial seseorang dalam masyarakat. Tidak heran banyak orang berlomba-lomba memiliki benda-benda tersebut. Penulis Amsal dalam nas ini hadir dengan satu pernyataan yang kontras dengan kesukaan manusia terhadap benda-benda tadi. Ia mengatakan ada yang jauh lebih berharga dari semua benda itu, yaitu hikmat. Mengapa hikmat lebih tinggi dari benda-benda berharga tadi? Karena hikmat memampukan seseorang untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang Allah. Apa yang baik dan benar dan sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain, hikmat mendidik orang untuk bagaimana menjalani hidup ini dengan baik sesuai kehendak Allah sehingga   hidupnya menjadi berguna. Inilah harta yang tidak ternilai yang ditawarkan hikmat, yang tidak akan lenyap dan jika dikembangkan akan sangat berarti dalam membangun kehidupan bersama. Bukankah ini yang dibutuhkan ditengah banyaknya perbedaan di antara kita yang dapat membawa pada keretakan dan perpecahan dalam keluarga, jemaat dan masyarakat?.Di sinilah kita harus menyadari betapa hikmat diperlukan. Maka jika kita kekurangan hikmat, Mintalah pada Tuhan Sumber Hikmat itu!


Doa: Ya Allah, berilah hikmat-Mu, sebab itu lebih berharga dari perak. emas dan permata. Amin.