Hadirkan Remaja Masjid dan Remaja Gereja, Klasis Pulau Ambon Timur Berkolaborasi Wujudkan Toleransi
Selama dua hari berturut-turut, Klasis GPM Pulau Ambon Timur (KPAT) menggelar Pelatihan Pusat Informasi dan Konseling Reproduksi Remaja serta Wisata Toleransi/Kerukunan. Kegiatan ini merupakan inisiatif lintas bidang, yakni Bidang Pekabaran Injil dan Pelayan Kasih (PIPK) serta Bidang Pembinaan Oikumene Semesta (POS), sebagai bagian dari program hasil Sidang Ke-12 KPAT Tahun 2024. Acara ini berlangsung pada Senin-Selasa, 28-29 Oktober 2024, dan dibuka oleh Ketua Klasis Pulau Ambon Timur, Pendeta Odhy Ririmasse, S.Th.
Dalam arahannya, Pendeta Ririmasse menegaskan pentingnya hidup berdampingan dengan toleransi yang tinggi. Menurutnya, toleransi bukanlah sesuatu yang sulit diwujudkan apabila para remaja sejak dini memiliki kesadaran dan pemahaman yang sama. Untuk mewujudkannya, perlu dimulai dari isu bersama yang digagas secara kolektif, yaitu kesehatan reproduksi remaja. Acara dimulai dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh Pendeta Jopy Pelupessy, M.Th.
Kolaborasi lintas bidang ini menghadirkan Remaja Masjid dari Negeri Tulehu dan Tengah-tengah serta perwakilan remaja dari 30 jemaat se-KPAT. Terdapat 35 Remaja Masjid dan 35 Remaja Kristen yang mengikuti kegiatan ini dengan jumlah yang seimbang. Sikap antusias terpancar dari wajah para remaja ketika materi hari pertama disampaikan, yang kemudian diikuti oleh sejumlah tanggapan dan pertanyaan kepada narasumber.
Materi pertama, “Toleransi di Kalangan Generasi Milenial,” disajikan secara panel oleh dua tokoh agama, yaitu Pendeta Dr. Rudy Rehabeat, M.Si dari MPH Sinode GPM, dan Prof. Dr. Abdullah Latuapo, M.Pd.I, Ketua MUI Provinsi Maluku. Materi kedua tentang “Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja dari Perspektif Agama” disampaikan oleh Kepala Biro Kesehatan GPM, Pendeta Moren Ferdinandus, M.Si, bersama Ketua MUI Kota Ambon, Dr. Muhamad Rahamyamtel. Sedangkan materi ketiga mengenai “Kesehatan dan Hak-hak Reproduksi Remaja serta Pastoral Calon Pengantin (Cantin)” dibawakan oleh Duta Gendre Kota Ambon, Gilberth Pattihawean, dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Ambon.
Pada hari kedua, peserta menerima materi tentang Seksualitas dan HIV/AIDS serta Napza pada Remaja yang dibawakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Ambon. Acara diakhiri dengan pembentukan tutor sebaya dan penandatanganan komitmen bersama. Kegiatan di hari terakhir ditutup dengan Wisata Toleransi dan Kerukunan, di mana peserta diajak berkunjung dan berwisata bersama ke Gedung Gereja Damai - Jemaat GPM Waai, yang disambut oleh Ibu Pnt. Nova Matapere, serta Pesantren DM Rahmatullah Tulehu, yang disambut oleh Ustad Mansyur. Kunjungan ini bertujuan agar peserta mengenal lebih dekat tempat-tempat ibadah dan menghilangkan prasangka yang mungkin ada di antara mereka.
Selama kegiatan, kebutuhan ibadah bagi Remaja Masjid tetap difasilitasi di Kantor Klasis Pulau Ambon Timur, dengan ruang kerja Sekretaris Bidang POS sebagai tempat ibadah bagi perempuan, dan ruang Koperasi ARIKA untuk laki-laki. Keakraban semakin terjalin di antara para peserta. Pertanyaan-pertanyaan ala remaja, seperti soal cinta beda agama, pun disampaikan kepada para narasumber, mencairkan suasana formal menjadi lebih akrab.
Kegiatan ini ditutup dengan doa oleh Ibu Hansia Mahalauw, S.Pd, Guru Ngaji dari Tulehu. Harmoni toleransi yang tercipta menunjukkan bahwa remaja Ambon adalah generasi yang sadar akan kehidupan orang saudara Salam-Sarane yang saling menghormati, menjunjung perbedaan sebagai anugerah Tuhan untuk Maluku yang dikenal sebagai Laboratorium Orang Basudara di Indonesia.
Terima kasih kepada para remaja, generasi penerus bangsa yang hebat. Dua hari mungkin terasa singkat, namun persahabatan dan kekeluargaan yang terjalin akan terus membekas dalam hidup mereka. Tabea - MC KPAT.