GPM Kembali Menahbiskan 52 Pendeta
Gereja Protestan Maluku kembali
menahbiskan 52 Pendeta yang telah menyelesaikan masa vikaris selama 1 tahun dan
telah lulus dalam ujian Gerejawi, dalam kebaktian Minggu, 7 Januari 2024 di
Gedung Gereja Damai, Jemaat GPM Waai, Klasis Pulau Ambon Timur.
Kebaktian dilayani oleh Pendeta W. D.
Tuhumena, M.Th, yang dalam khotbahnya, Pendeta Tuhumena menguraikan 6 poin
penting, diantaranya; Pertama, cara hidup atau kelakuan yang sudah dibaharui
harus nampak dalam tutur kata yang jujur dan benar. Tidak boleh berdusta atau
berbohong untuk soal apapun. Demikian juga para pelayan akan hancur jika tidak
dipercaya lagi oleh umatnya. Kedua, Jangan simpan amarah. Ketiga, Berhentilah
mencuri. Dalam hukum taurat pun sudah disebutkan jangan mencuri. Semua hasil
curian tidak pernah jadi berkat. Salah satunya mencuri hak umat untuk dilayani.
Keempat, jangan suka mengeluarkan kata-kata kotor. Kadang dengan kata kita
menurunkan harkat dan martabat seseorang. Kelima, Jangan mendukakan Roh Kudus.
Keenam, buanglah rasa marah, suka berkelahi dan suka memfitnah orang.
Sebaliknya hiduplah murah hati.
Dilanjutkan dengan akta penahbisan
oleh Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta E. T. Maspaitella. Prosesi Penahbisan 52
Pendeta GPM pun diikuti oleh para Ketua Majelis Jemaat yang merupakan penguji
pada saat Ujian Gerejawi.
Pendeta Sofia Liana Adriaansz, M.Si,
berkesempatan untuk membawakan “Khotbah Sulung” setelah memperoleh hasil
terbaik ujian Gerejawi dari 52 Pendeta yang ditahbiskan.
Dalam Khotbahnya, ia menekankan 3
poin, Yaitu; Pertama, integritas seorang Pelayan Tuhan, butuh hati yang kuat
bahkan pundak yang siap meneduhkan umat. Kedua, transformasi, perubahan hidup!
Perubahan itu mesti ada, berubah itu menandakan kehidupan, menandakan segala
sesuatu pasti bisa diperbaiki lagi, jantungnya pelayanan ada pada diri-diri
kita sebagai utusan-utusannya. Dan yang ketiga, pelayan itu lambang kehadiran
Allah. Sebagai seorang utusan Tuhan, sebagai pelayan yang dipercayakan untuk
meneruskan karyaNya di tengah-tengah dunia ini. Pelayan adalah representasi
kehadiran Allah itu sendiri. Bukan hanya pelayan tetapi umat-pun menjadi
gambaran Allah itu ada dan hadir.
Berikut 52 Pendeta yang di tahbiskan:
Pdt. Agriyonis Ipol, Pdt. Aknes Shireen
F. Wemay, Pdt. Aknesya Mahulette, Pdt. Boby Feky Talakua, Pdt. Brillian
Pattileuw, Pdt. David Frans Tanamal, Pdt. Diana Siahaya, Pdt. Dominggus Tayala,
Pdt. Elitha Maitimu, Pdt. Elthon Pattinama, Pdt. Frans G. Gainaugasiray, Pdt.
Gerald A. Walalohun, Pdt. Gilberth Lawalata, Pdt. Grantino M. Pattiruhu, Pdt.
Gres J. Kaipatty, Pdt. Grietje Namarubessy, Pdt. Herma Ros Karmite, Pdt.
Immanuela D. Parera/S, Pdt. Irenska R. Kudubun, Pdt. Ivandel J. Tuhumury, Pdt.
Jack J. Ratunara, Pdt. Janesa I. Metiary, Pdt. Jobert Tupan, Pdt. Kaliska R.
Makaluy/L, Pdt. Karsten K. Pattiasina, Pdt. Landra M. Makatita, Pdt. Linda F.
Tuanubun, Pdt. Magdalena Pessy/T, Pdt. Marchellin Sapulette, Pdt. Marco D.
Pentury, Pdt. Maryo Nussy, Pdt. Maya Siahaya, Pdt. Mendy M. Samallo, Pdt. Misye
Rumahlaiselan/M, Pdt. Nofriyona D. Paliama, Pdt. Patrick S. Leleury, Pdt. Queen
D. Pattinama, Pdt. Ranolf D. Sanaky, Pdt. Ray Roland Latumeten, Pdt. Rivando E.
Saimima, Pdt. Rudolof Duganata, Pdt. Rully De Fretes, Pdt. Sherlly S. Nanlohy,
Pdt. Simon Mehratu, Pdt. Sofia L. Adriaansz, Pdt. Sri Maria Y. Wuarlela, Pdt.
Stephany M. Salhuteru, Pdt. Stevany F. W. Pattiasina, Pdt. Syeilvin M. Dematako,
Pdt. Tetrit Tasidjawa, Pdt. Yakoba Tanikwele, Pdt. Yapi Soplanit.