Gerakan Memanen dan Menabung Air Hujan di Ternate



Gerakan Memanen dan Menabung Air Hujan di Ternate

Di Ternate, krisis air bersih secara perlahan menjadi ancaman bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat. Balai Wilayah Sungai Kementerian PU pernah mengeluarkan data bahwa pada tahun 2030 nanti, Ternate akan mengalami krisis air. Hal ini sejalan dengan kajian yang dilakukan oleh akademisi Universitas Khairun yang berjudul “Vulnerability Assessment of Climate Change Impact on Small Island Water Resources”. Menurut jurnal tersebut, pada tahun 2016, setiap orang di Ternate rata-rata menggunakan 150 liter air dalam sehari, dengan begitu ada 526.295 m3 air yang dikonsumsi masyarakat Ternate setiap harinya. Sementara, produksi air di Ternate terindikasi terjadi penurunan.

Kebutuhan akan air terus meningkat. Diprediksi pada tahun 2030 nanti, jumlah pelanggan PDAM Ternate mencapai 43.660 pelanggan, atau produksi air mencapai 15.119.754 m3. “Sampai 2030 kemungkinan kebutuhan air di Ternate masih cukup. Namun pemerintah harus tetap waspada karena musim kemarau panjang yang sering terjadi.”

Kesadaran bahwa Persoalan ini juga terjadi dan dirasakan secara langsung oleh jemaat-jemaat di Klasis GPM Ternate Yaitu Jemaat GPM Imanuel Ternate, Jemaat GPM Mayau, Jemaat GPM Tifure dan jemaat GPM Soa Tabanga turut mendorong Klasis GPM Ternate untuk memberi perhatian serius.

Dengan kondisi seperti itu, Ternate membutuhkan langkah-langkah guna mengantisipasi ancaman tersebut. Salah satu yang ditawarkan adalah dengan memanen air hujan.

Rabu, 9 Juni 2021 – Camat Ternate Utara, Zulkifli di undang oleh Majelis Pekerja Klasis GPM Ternate untuk menjadi narasumber dalam mensosialisasikan program Gemma CamtaraBeliau adalah pembicara di Kongres Memanen Air Hujan II yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 28 – 29 November 2019

Kegiatan Sosialiasi Gemma Camtara dilaksanakan di gedung Gogaro Jemaat GPM Imanuel Ternate itu dibuka langsung oleh Ketua Klasis GPM Ternate, Pdt. W.J. Terloit.S.Th Dalam sambutannya, Ketua Klasis GPM Ternate menegaskan bahwa jika Gereja Protestan Maluku (GPM) melihat Dunia ini sebagai Sacramentum Allah maka hujan merupakan Anugerah yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

‘Jemaat-jemaat kami, turut merasakan dampak perubahan alam yang sangat serius. Karena itu, gereja harus turut bergerak bersama-sama pemerintah menuntaskan persoalan ini. Tak hanya itu, Ketua Klasis GPM Ternate juga menegaskan pentingnya memanen air hujan bukan sekadar tentang ketersediaan air, tapi juga guna meminimalkan terjadinya bencana dan kekeringan.

Gerakan memanen air hujan ini, kata dia, tidak hanya bisa mengurangi banjir di kawasan hulu, tetapi juga mengurangi kekeringan di kawasan hulu dan tengah. Agus bilang, dari sejumlah penelitian yang dilakukannya, diketahui rata-rata tingkat derajat keasaman (pH) air hujan mencapai 7,2 hingga 7,4.

“Jadi, saat ini tantangannya adalah mengubah pola pikir masyarakat secara Khusus Jemaat-jemaat Imanuel Ternate, Mayau, Tifure maupun Soa Tabanga yang semula tidak peduli air hujan untuk lebih peduli, sebab banyak manfaat yang bisa diambil dari air hujan,” tegasnya.

Di Ternate sendiri, sosok yang aktif dalam gerakan ini adalah Zulkifli, camat Ternate Utara. Ia mulai membangun Gerakan Memanen Air Hujan Kecamatan Ternate Utara (Gemma Camtara) sejak tahun 2017. Sampai saat ini, Gemma Camtara sudah membangun lebih dari 130 instalasi pemanfaatan air hujan.

Menurut Zulkifli, gerakan memanen air hujan ini punya dampak signifikan terhadap ketersediaan air bersih di Ternate. Bahkan kata dia, gerakan tersebut juga menjadi tujuan dalam pembangunan berkelanjutan. “Malah jadi target dunia dalam Sustainable Development Goal’s, tujuan keenam yakni Clean Water and Sanitation,” tandasnya.

Jadi benarlah, jika lembaga-lembaga keagamaan seperti GPM memberi perhatian serius bukan saja untuk kepentingan umat gereja tetapi kepentingan masyarakat luas di Kota Ternate yang terbentuk dari banyak pulau ini.

“Kami akan tetap proaktif mengembangkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan air hujan, termasuk hari ini bersama Klasis GPM Ternate untuk bekerja bersama-sama mensukseskan Gerakan Memanen Air Hujan Indonesia sebagai bentuk tanggung jawab bersama untuk memastikan ketersediaan sumber daya air saat ini dan masa yang akan datang,” tandas Zulkifli.

Kegiatan Sosialisasi Program Gemma Camtara ini diikuti oleh Majelis Pekerja Klasis GPM Ternate, Ketua-Ketua Majelis Jemaat GPM Se–Klasis Ternate dan Pengurus AMGPM Daerah Ternate.

 

Sumber



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin