General Assembly CCA Ke-15 Dihelat Di Kotaayam, India



General Assembly CCA Ke-15 Dihelat Di Kotaayam, India

Setelah dilaksanakan di Jakarta pada tahun 2015, kini dilaksanakan lagi General Assembly Chriatian Conference of Asia, di Kottayam, Kerala, India yang akan dimulai dari 28 September - 3 Oktober 2023.



Sidang ini sendiri harusnya berlangsung pada tahun 2020, namun karena pandemi covid-19, maka ditunda pelaksanaannya sebanyak dua kali, yaitu pada 2020 dan 2021. 

Tema yang diusung adalah "God Renew  US in Your Spirit and Restore the Creation". Tema ini merupakan doa gereja-gereja di Asia yang sadar akan beragam bencana baik alam, konflik sosial, ancaman terorisme dan fundamentalisme, serta pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia. Hal tersebut dirasakan di seluruh dunia termasuk CCA.

 Dalam pengantar pembukaannya, General Secretary CCA, Dr. Matthews George Chunakara, dalam masa ini kita berhadapan dengan kondisi yang tidak bisa diprediksi, karena itu ketika dapat terlaksana di Kottayam, ini hanya terjadi karena anugerah Tuhan.

Sidang ini sendiri terselenggara atas kerjasama National Council of Churches in India, khususnya Church of South India, Malabar Independent Durian Church, Malankara Jacobite Syrian Orthodox Church, Malankara Mar Thoma Syrian Church, dan The Malankara Orthodox Syrian Church, yang berpusat di Kerala. 

Menurut Chunakara, hal ini merupakan salah satu peristiwa bersejarah untuk membawa perubahan-perubahan dalam gerakan Oikumene.

Hadir dalam Pembukaan CCA 15 General Asembly, Rev. Prof. Dr. Jerry Pillay, General Secretary WCC, sekaligus sebagai pembicara utama (keynote address) sekaligus menyampaikan gagasan-gagasan teologi seputar tema General Assembly.

Mengawali penyampaiannya, Pillay berucap bahwa: "kita hidup dalam masa yang sulit, di mana dunia sedang berada dalam krisis, perubahan iklim, Covid, konflik di berbagai wilayah, ancaman fundamentalisme dan terorisme, serta penderitaan secara ekonomi dan politik di berbagai wilayah.

Sejalan dengan tema, menurut Pillay, integritas hidup dari semua ciptaan adalah hal yang urgent di tengah dunia dewasa ini, terutama dalam berbagai tantangan dunia yang nyata dewasa ini.

Bencana alam menyebabkan berbagai macam kesulitan secara global dan organisasi  Oikumene turut bertanggungjawab dan dipanggil untuk turut menangani berbagai kesulitan itu dalam kerangka kasih, keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan. 

Krisis lingkungan, perubahan iklim adalah hal yang urgent bagi semua ciptaan dan mengundang perhatian global termasuk dari gereja-gereja di seluruh dunia. Ini menjadi tantangan bersama untuk membebaskan dan menjamin keberlangsungan hidup semua manusia dan semua ciptaan.

Sambil merefleksikan Kejadian 1, Pillay menegaskan bahwa panggilan dan doa untuk Tuhan memulihkan kita dengan Roh-Nya, maka gereja-gereja mesti memaknai sifat hakiki dari semua ciptaan yaitu baik dan sangat baik, sesuai kondisi saat diciptakan Allah. Sifat baik dan sangat baik dari semua ciptaan, menurut Pillay, merupakan  desain Tuhan (divine design), dan sesuai dengan gambar Allah.

Menariknya pula karena Pillay melihat satu aspek penting dari penciptaan itu yakni "habitat", atau lingkungan hidup di mana setiap makhluk ditempatkan dan hidup, yang menurutnya merupakan inti dari integritas ekologi  (ecological integrity). 

Dalam arti itu, dapat disimpulkan bahwa gereja-gereja dipanggil untuk memohon Tuhan bekerja dengan Roh-Nya, dan bagi Pillay, harusnya dimulai dari diriku, "start in me and through me". Hal itu dikaitkan dengan keyakinan tentang perwujudan Kerajaan Allah yang tidak bersifat spiritual saja tetapi faktual, ada saat ini. Karena panggilan untuk memulihkan semua ciptaan merupakan panggilan untuk mewujudkan tatanan dunia yang baru (new order).



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin