Fit and Proper Test Kepala Sekolah YPPK Dr. J. B. Sitanala




Rabu (2/10), Pengurus Pusat YPPK Dr. J. B. Sitanala hari ini mengukir sejarah dengan melaksanakan Uji Kelayakan (Fit and Proper Test) bagi 71 Kepala Sekolah dan Calon Kepala Sekolah Pendeta GPM. Kegiatan ini dibuka oleh Plh. Sekretaris Daerah Provinsi Maluku, Dr. Ir. Syuryadi Sabirin, M.Si yang berlangsung dari tanggal 2-7 Oktober.

 

Dalam sambutan pembuka, Sabirin menyampaikan apresiasi bagi para peserta dan juga Sinode GPM, karena melalui YPPK Dr. J. B. Sitanala, dapat mengambil langkah baik dalam mendukung kemajuan pendidikan di Provinsi Maluku.

 

Untuk itu, Sabirin lebih lanjut menjelaskan bahwa pemilihan calon kepala sekolah tidak hanya sekadar memilih seorang pemimpin administratif, tetapi juga memilih seorang pemimpin yang bisa menjadi inspirasi, teladan, dan panutan bagi para guru, siswa, dan komunitas sekolah. Kemudian, Pendidikan tidak hanya mengenai kemampuan akademis, tetapi juga tentang membentuk pribadi yang takut akan Tuhan, berakhlak mulia, berkarakter kuat, dan memiliki sikap peduli terhadap sesama. Ini erat kaitannya dengan tugas seorang pendeta yang menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang kepada jemaatnya.

 

Diharapkan kepemimpinan kepala sekolah dengan latar belakang pendeta ini mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan penuh dengan semangat kebersamaan.

 

Sementara itu, Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta E. T. Maspaitella dalam arahannya mengajak para peserta untuk memahami beberapa hal, diantaranya; MPH Sinode GPM sejak tahun 2021 melihat bahwa Pendidikan GPM yang meliputi PFG dan Pendidikan Formal (TK-Perguruan Tinggi) yang diselenggarakan oleh gereja mesti terintegrasi agar gereja turut peduli pada pembentukan karakter dengan membangun budaya sekolah yang bersendikan etika-kristen, karena pendidikan karakter inter-generasi adalah kebutuhan suatu bangsa dewasa ini. Selanjutnya, gereja bertekad untuk memulihkan kondisi persekolahan dengan menata manajemen ketatalaksanaan dan pembelajaran agar ada mutu yang baik, sekolah terbenahi, selain sesuai standar akreditasi, tetapi juga siswa mendapatkan bekal soft-skill. Untuk itu, desain kurikulum yang berbasis pada ekstrakurikuler dengan pemodelan sekolah pada riset belia menjadi paradigma baru yang diupayakan secara bersungguh-sungguh.


Tragisnya, realitas mutu pendidikan TK - SMA yang ada di pelosok dan pedalaman, sebagai wilayah tidak tergantikan, banyak yang masih minim fasilitas, tidak ada proses belajar mengajar karena tidak ada guru yang mau datang dan tinggal di sana, seperti para Pendeta. Alhasil, banyak anak yang tidak bisa membaca dan menulis, tetapi terdata sebagai siswa, dan sekolah-sekolah itu resmi terdata di negara, siswanya memiliki Nomor Induk, dan sekolah itu masuk dalam penerima dana BOSDA dan BOSNAS, diakreditasi meski dengan nilai rendah.

Realitas ini, disaksikan langsung oleh Ketua Sinode, bersama dengan para anggota MPH Lainnya.

 

Maspaitella menyadari sungguh bahwa ini bukan tugas yang ringan, tetapi ini salib yang harus dipikul dengan hati penuh sukacita.

 

Untuk itu, MPH berharap atas para peserta uji kelayakan dapat membuka diri juga untuk belajar dan mempelajari secara baik semua ketentuan pendidikan nasional, memahami dan menjalankan dengan baik tugas kepala sekolah sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan berhati-hati mengelola segala uang, seperti mengelola uang gereja secara transparan, akuntabel, jujur dan takut Tuhan.

 

Kemudian, Ketua Yayasan Dr. J. B. Sitanala, Dr. Sarlota Singerin, M.Pd dalam sambutannya menjelaskan bahwa ini merupakan langkah YPPK dalam menjemput regulasi pemerintah yang termuat dalam UU No. 5 tahun 2024, yang menegaskan bahwa semua guru ASN harus ditarik dari sekolah-sekolah swasta. Untuk itu, agenda ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru khususnya Kepala Sekolah pada Sekolah-sekolah milik YPPK Dr. J. B. Sitanala.