Dorong Pemberdayaan Ekonomi, Klasis Taniwel Mengharapkan Dukungan Infrastruktur




Salah satu harapan sekaligus rekomendasi persidangan ke-43 Klasis GPM Taniwel (23-24 Maret 2025) ialah percepatan infrastruktur dasar sebagai penopang pertumbuhan ekonomi kerakyatan. Apa yang dimaksudkan itu ialah ketersediaan jalan raya sebagai urat nadir perhubungan, transportasi dan ekonomi kerakyatan, khusus untuk menjangkau negeri-negeri yang kaya sumber daya ekonominya.

Adapun persidangan tersebut berlangsung di Jemaat GPM Neniari, salah satu jemaat di kawasan pegunungan Taniwel, dengan akses jalan raya yang sangat terbatas. Padahal beberapa Jemaat di kawasan ini seperti Uweth, Laturake, Buria, Lohia Sapalewa dan Neniari merupakan kawasan dengan keragaman hayati, dan merupakan modal untuk dikembangkan lebih lanjut.

Katakanlah dalam kurun waktu kemerdekaan Indonesia, sejak isu swasembada ekonomi, sampai dengan paradigma pembangunan dari daerah pinggiran (margin, red.), isolasi kawasan-kawasan pegunungan ini belum terbuka secara baik dengan pendekatan pembangunan terintegrasi. Sudah tentu masalah kemiskinan, ketidaksanggupan masyarakat memenuhi kebutuhan dasar, tetap menjadi faktor latent dalam kesenjangan sosial dan ekonomi di Indonesia.

Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta Elifas Tomix Maspaitella, yang hadir dalam sidang tersebut, meminta agar Pemerintah Daerah Seram Bagian Barat (SBB) dan Pemerintah Provinsi Maluku bisa membantu guna meningkatkan kualitas jalan yang menghubungkan semua negeri di pegunungan itu dengan Taniwel sebagai pusat kecamatan. Pada tahun 2022, ketika ia bersama Bupati SBB, Timotius Akerina, menghadiri Temu Raya Tuagama Klasis Taniwel di Neniari, selepas agenda tersebut, telah dilakukan penggusuran badan jalan raya dari Rumahsoal ke Neniari. Seharusnya dilanjutkan dengan peningkatan kualitas jalan berupa pengaspalan dan pembangunan beberapa buah jembatan. Namun hal tersebut belum terlaksana sampai hari ini. Sebab itu diharapkan melalui pemerintah Kabupaten SBB dan Provinsi Maluku yang baru, hal ini bisa dilanjutkan.

Sekretaris Daerah SBB, L.A. Tuasuun, yang turut hadir dalam Sidang Klasis itu pula menyatakan pihaknya akan berkordinasi termasuk dengan Pemerintah Provinsi Maluku untuk melihat cara-cara yang tepat untuk menindaklanjuti usaha tersebut, sebab menurutnya, ekonomi di SBB harus dipacu sebagai salah satu cara meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), termasuk melalui pengelolaan potensi sumber daya alam yang tersedia di SBB.

 

SIAP SUKSESKAN PENANAMAN TANAMAN PRODUKTIF

Pada kesempatan yang sama, Ketua Klasis GPM Taniwel, Pdt. J. Makatita, menyatakan bahwa seiring dengan realisasi Gerakan Keluarga Menanam, Melaut dan Memasarkan, sebagai program prioritas Sinode GPM meningkatkan ketangguhan ekonomi keluarga dan ketangguhan pangan daerah, Majelis Pekerja Klasis telah siap untuk melakukan penanaman tanaman produktif bersama dengan Biro Pemberdayaan Ekonomi Sinode GPM pada bulan Mei yang akan datang.

Melalui kordinasi bersama Majelis Jemaat dan Pemerintah Negeri Walakone, telah disediakan lahan seluas kurang lebih 2Ha untuk aksi penanaman tersebut, dan semua jemaat di Klasis Taniwel telah mempersiapkan 100 anakan tanaman produktif antara lain pisang, kelapa, dan pala guna mensukseskan program itu.

Sebagai bentuk realisasinya, ditambahkan oleh Sekretaris Klasis Pdt. Ny. A.P. Istia, bahwa selepas pelaksanaan MPL Sinode tahun 2024, Majelis Pekerja Klasis telah mengundang semua Ketua Majelis Jemaat untuk penyiapan bibit dan lahan. Teknis pelaksanaannya sudah disiapkan secara matang, dan ketersediaan bibit pun sudah ada. Jadi pada waktunya, semuanya dikerahkan termasuk dengan potensi warga gereja yang meliputi anggota AMGPM, Wadah Pelayanan Perempuan dan Wadah Pelayanan Laki-laki agar program tersebut dapat dilaksanakan dengan sukses.