DI BALIK TEMBOK BINAAN: Peneguhan Sidi bagi 10 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Ambon.




(24/03/2024), Dalam sukacita bersama peneguhan 13.413 anggota sidi baru Gereja Protestan Maluku, 10 warga binaan di antaranya turut mengambil bagian untuk diteguhkan dari balik tembok Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Ambon. Setelah mengikuti pendidikan Katekisasi, mereka dinyatakan layak untuk diteguhkan, walaupun dalam keterbatasan dan kesederhanaan, namun terpancar sukacita dan syukur. Ibadah Peneguhan Sidi yang terangkai dalam Minggu Sengsara VII dilayani oleh Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku, Pdt. Elifas. T. Maspaitella dan Ketua Majelis Jemaat GPM Negeri Lama, Pdt. Hengki. Liliefna, tak lupa para Majelis bertugas. Peribadahan yang berlangsung dengan penuh makna dihadiri oleh seluruh warga binaan laki-laki Kristen, para staff dan karyawan. Ibadah yang berdurasi 1 jam 45 menit ini meninggalkan pesan iman yang menguatkan.

Minggu Sengsara VII menjadi puncak perayaan Minggu Sengsara Kristus, sehingga mengajak umat untuk memaknai penderitaan Yesus yang bermuara pada kematian namun memberi harapan pada kebangkitan-Nya. Dalam khotbahnya, Maspaitella mengemukakan bahwa hidup kita benar di tangan Allah, yakni Allah kehidupan yang cinta kasih-Nya tidak pernah berakhir.  Bahkan cinta kasih-Nya terwujud dalam penyangkalan diri Yesus Kristus sebagai manusia yang rela berkorban. Ada kepasrahan dan penyangkalan diri total yang dinyatakan bagi manusia.

“Dalam resiko iman, kita tidak bisa lari dari apa pun”, tegas Maspaitella. Penegasan ini mengajak kita untuk sadar bahwa Allah telah membawa kita masuk pada hidup baru. Oleh karena itu, dalam momen mengaku untuk bersedia mengikut Tuhan memikul salib, 10 warga bina yang diteguhkan haruslah menyiapkan bahu untuk menanggung segala resiko dari mengikut Yesus.

Berlandas pada teks Alkitab yang menjadi bacaan minggu ini, Maspaitella mengingatkan umat bahwa terdapat 4 syarat untuk menjadi pengikut Yesus yang setia. Pertama, lepaskan apa pun yang ada pada diri sendiri, termasuk yang terbaik sekalipun. Tindakan mengikuti Yesus membutuhkan keberanian untuk meninggalkan apa yang dimiliki supaya tetap ada di jalur yang benar sebagai orang-orang yang memikul salib.  Kedua, memikul salib dan mengikuti-Nya. Kesadaran sungguh dibutuhan untuk memikul salib sendiri supaya dapat menjadi murid-Nya. Karunia keselamatan dan tanggung jawab telah diberikan kepada setiap orang, sehingga tugas yang harus dilakukan adalah memberitakan injil dalam peran masing-masing. Inilah salib yang harus dipikul, melaluinya setiap orang mampu belajar sabar dan setia dalam menjalankan tugas-Nya. Ketiga, mempersiapkan diri. Kenyataan menyuguhkan banyak tantangan, masalah, kesulitan, godaan, juga beban hidup dan itu adalah tugas iman. Memperlengkapi dan menyiapkan diri haruslah didasari dengan doa supaya dapat berhikmat dan cakap dalam mengambil keputusan hidup. Keempat, menjadi berfaedah/bermanfaat bagi dunia.  Mengikut Yesus berarti hidup setiap orang pun harus menjadi saksi dalam berbagai aspek. Saksi tentang berjuang dalam ketidakbenaran, bertahan dalam segala hal, serta menanggung gumulan berat.

Maspaitella mengakhiri khotbahnya dengan memberikan motivasi dan spirit iman kepada umat untuk belajar seperti Yesus, berani mengikuti Yesus, dan setia memikul salib. Dalam kemelut dan pergumulan berat, Allah kehidupan senantiasa memelihara dan menyelamatkan.

 Penulis: Jean Sierjames 



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin