BABASAH SQUAD DAN PEDULI DAMER




 MASIHKAH TERLUPA?

Pulau Damer, secara geografis cukup 'dekat' dengan pulau Ambon. Hanya butuh sekitar 10 - 15 jam dengan kapal cepat dari Ambon untuk tiba di pulau Damer. Tetapi kedekatan jarak itu tidak cukup berimplikasi kepada pembangunan di pulau Damer. Fakta ini tak terbantahkan sejak dahulu kala. Informasi yang disajikan oleh Nico de Jonge dan Toos van Dijk melalui buku Forgotten Islands Of Indonesia: The Art And Culture Of The Southeast Moluccas, turut membuka ke permukaan ketertinggalan pulau-pulau di Selatan Daya itu, yang secara tradisional disebut "tenggara jauh". Nico de Jonge dan Toos van Dijk menggunakan diksi: "Pulau-pulau yang terlupakan". Untuk waktu yang sangat lama, fakta itu belum berubah secara diametral, bahkan sampai hari ini, bila dibandingkan dengan wilayah Barat NKRI, atau wilayah lain di provinsi Maluku. Pemekaran daerah otonomi baru, sebagai salah satu solusi mengatasi ketimpangan struktural pembangunan belum membuahkan hasil yang signifikan. Duapuluh tiga tahun telah berlalu, sejak pemekaran Kabupatan Maluku Tenggara Barat tahun 1999 (kemudian menjadi Kabupaten Kepulauan Tanimbar), diikuti dengan pemekaran Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) tahun 2008, kesenjangan masih saja terasa. Teristimewa pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Gedung-gedung sekolah dan Puskesmas bisa saja dibangun (secara bertahap). Tetapi kekurangan tenaga guru dan ketiadaan tenaga kesehatan seperti dokter, membuat gedung-gedung Puskesmas itu jarang dikunjungi warga. Hal ini sering berkaitan dengan "panggilan hati" dan rendahnya tanggung jawab profesi. Karena itu dibutuhkan ikhtiar semua pihak secara konsisten. Hati yang peduli dan kerelaan untuk berkorban untuk mengatasi kesenjangan itu.

 BERBAGI SEHAT

Untuk membantu mengatasi persoalan kesehatan di pulau Damer, tanggal 7 November 2022 Tim BaBaSah bertolak ke pulau Damer. KM. Cantika Lestari 77B membelah malam, sibak ombak.

Tiba di pulau Damer jam 14.00 keesokan harinya, Tim segera menuju desa Wulur, pusat kecamatan pulau Damer. Setelah beristirahat sejenak, jam 16.00 Tim langsung beraksi, "turun lapangan". Antusiasme warga Wulur tergambar dari kehadiran warga di Kantor Klasis Damer untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan. Kegiatan diawali dengan doa oleh Ketua Klasis Damer, Pdt. Robby Mamuly. Pasien yang diperiksa mulai dari balita sampai lansia, dengan penyakit terbanyak ISPA, diare, penyakit kulit, arthritis, dan juga penyakit degeneratif. Pengobatan juga dikhususkan untuk pemberian obat cacing dan juga operasi minor dengan penyakit seperti lipoma dan kista epidermoid. Kegiatan selesai pukul 24.00 WIT, dengan jumlah pasien umum sebanyak 102 orang. Pemberian obat cacing kepada 28 orang anak dan operasi minor kepada 5 orang.



Tanggal 9 November 2022, pukul 08.00 WIT Tim BaBaSah menuju pusat pemukiman desa Wulur. Di area gedung gereja Eirene, proses pemeriksaan kesehatan dan pengobatan ini berlangsung. Kegiatan diawali dengan doa yang dibawakan oleh Pdt. Hanny Thenu. Di lokasi kedua ini, Tim BaBaSah melakukan pemeriksaan dari pukul 08.30 - 17.00 Wit. Jumlah warga dewasa yang dilayani sebanyak 252 orang. Pemberian obat cacing untuk 190 orang anak, dan operasi minor kepada 8 orang. Pasien yang diperiksa dari balita sampai lansia dengan penyakit terbanyak, arthritis, Ispa, chepalgia, penyakit kulit, dan diare.

Atas informasi Pendeta di Jemaat Batumerah, diantarlah sejumlah anak menggunakan speedboat untuk memperoleh penanganan karena gejala kekurangan gizi.

Di hari yang sama, pukul 16.00 WIT, Tim bertolak ke desa Kehli. Kedatangan Tim sudah di tunggu warga desa Kehli yang ingin memeriksa kesehatan. Setelah beristirahat dan persiapan seperlunya, pukul 19.00 WIT Tim mulai melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, diawali dengan doa yang dipimpin oleh Pdt. Henly Siahaya. Pemeriksaan berakhir pukul 02.00 WIT. Antusiasme warga menjadi penyemangat bagi Tim untuk tetap melaksanakan misi pengobatan, walaupun waktu telah larut malam (selain karena waktu Tim yang terbatas). Sampai jam 02.00, jumlah warga yang dilayani sebanyak 83 orang dewasa dan pemberian obat cacing kepada 9 anak.


Pemeriksaan  kesehatan dan pengobatan gratis dilanjutkan besok pagi, tanggal 10

November 2022, pukul 08.00 -15.00 WIT, sampai kapal yang akan Tim tumpangi ke Ambon sandar di pelabuhan Damer.  Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan pada hari kedua di desa Kehli terlayani kepada 219 orang dewasa, pemberian obat cacing kepada 98 anak dan operasi lipoma dan kista epidermoid kepada 7 orang.  Penyakit yang diderita didominasi oleh hipertensi, beragam penyakit kulit, ispa, arthritis, dan diare.

Total warga yang memperoleh pemeriksaan kesehatan dan pengobatan di di Pulau Damer sebanyak 657 orang, pemberian obat cacing kepada 297 anak, dan operasi minor kepada 20 orang. Selama pelayanan, Tim dibantu oleh beberapa orang tenaga kesehatan dari Puskesmas Wulur. Tim juga berupaya menangani 1 orang yang terkena rabies. Namun karena kendala obat-obatan, yang bersangkutan disarankan untuk dirujuk ke Ambon.

 MENYEBERANGLAH KEMARI DAN TOLONGLAH KAMI!

Akses pelayanan kesehatan yang terbatas, kekurangan obat-obatan, baik jenis maupun jumlah di Puskesmas, ketiadaan  SDM di Puskesmas seperti dokter umum (dan dokter gigi) menjadi akar masalah yang menonjol dalam pelayanan kesehatan di pulau Damer. Akumulasi pdnyakit sungguh beragam. Lebih dari 2 tahun, dokter umum tidak ada. Warga yang mengalami persoalan gigi dan mulut juga banyak. Namun tidak tersedia tenaga dokter gigi. Tenaga kesehatan (Bidan, Mantri) yang ditempatkan di Puskesmas memang ada. Tetapi mereka tidak dapat berbuat banyak.

Waktu yang digunakan oleh Tim selama berada di pulau Damer memang sangat terbatas. Tenaga dokter yang terlibat juga terbatas. Hanya dr. Ivan Abednego, yang juga menjadi bagian dari Tim. Keterbatasan-keterbatasan ini sesungguhnya bisa diatasi, jika ada pihak lain, dengan visi dan misi yang sama, mau bargandengan tangan.

Terhadap hal ini, kami teringat kepada kisah rasul Paulus dalam kitab Kisah Para Rasul 16 : 1 - 12. Dalam suatu penglihatan, tampaklah seorang Makedonia berdiri dan berseru kepada Paulus: "Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami" (ayat 9). Atas dasar penglihatan itu, Paulus kemudian mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia. Kisah Paulus ini adalah suatu ajakan untuk berbagi kasih dan kebaikan Tuhan kepada sesama, melalui potensi yang kita miliki.

Mari, menyeberanglah ke Damer, ke Romang, ke Piliana, ke Manusela, ke Siaputih, ke ... dll, dan tolonglah kami.

Semoga!

---------------

Damer - Ambon, 11 November 2022.

Penulis: Pdt. Max Syauta & Pdt. Rico Rikumahu.



Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin