Asean IIDC 2023 Dibuka Presiden Jokowidodo
ASEAN Intercultural and Intereligious Dialogue Conference (IIDC) yang bertempat di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta. Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda G20 dan secara khusus melalui peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN.
Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, Ketua Umum PB NU dalam sambutannya menerangkan bahwa PB NU, dalam kolaborasi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Luar Negeri RI berkomitmen menyelenggarakan IIDC tahun 2023 ini sebagai tindak lanjut forum R20 yang dilaksanakan di Bali pada 2-3 November 2022 yang lalu.
Menurut Gus Yahya, IIDC ini dihadiri para tokoh agama anggota G20 yang secara keseluruhan menyampaikan agar nilai agama, moral dan etika dapat ikut mempengaruhi kebijakan ekonomi dan politik secara regional dan internasional dengan terlebih dahulu mengatasi masalah internal agama khususnya yang terkait dengan kecenderungan untuk saling bertentangan dan mungkin memicu konflik agar agama-agama dapat dengan tulus hidup berdampingan dengan damai.
Sebagai masyarakat ASEAN, sesungguhnya masyarakat di ASEAN telah mewarisi self-civilization values, artinya masyarakat Indo Pasifik adalah konstituen dari warisan budaya yang sama yaitu nilai toleransi dan harmoni. Karena itu IIDC ini menjadi upaya konsolidasi konstituensi suatu peradaban yang besar untuk mengkonsolidasi masyarakat dunia yang besar. Lebih lanjut, Gus Yahya, menjelaskan tujuan dari IIDC ini untuk mengembangkan ASEAN sebagai "epicentrum of growth, peace, toleran and harmony."
Menurutnya, kepemimpinan Presiden Joko Widodo, telah memberikan inspirasi besar bagi bangsa Indonesia dan khususnya kepada NU. Inspirasi itu yang mendorong NU berupaya memberi kontribusi dalam berbagai agenda pemenuhan hajat kemanusiaan dalam lingkungan domestik maupun internasional. Semoga kepemimpinan Joko Widodo meninggalkan jejak berkat untuk jangka panjang.
Pada kesempatan yang sama, Sekjen ASEAN Dr. Kao Kim Hourn merasa yakin bahwa Indonesia telah memainkan peran penting dalam kerjasama ASEAN. IIDC ini kiranya membawa perkembangan bagi harmoni, perdamaian, kesejahteraan masyarakat di kawasan ASEAN.
Ia mengakui bahwa banyak kasus yang mengganggu harmoni, toleransi dan membawa dampak besar bagi kebersamaan antar warga. Belum lagi banyak persoalan lain termasuk bencana alam.
Di sisi lain, rasa saling percaya akan meningkatkan kesepahaman dalam masyarakat dan memajukan perdamaian dalam cakupan yang luas sehingga dibutuhkan komitmen yang kuat di ASEAN untuk meningkatkan toleransi demi pembangunan bangsa-bangsa. Sehingga diharapkan IIDC dapat mendiskusikan nilai-nilai keagamaan yang toleran untuk menjadikan ASEAN sebagai episentrum damai, harmoni dan kesejahteraan.
DUNIA TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya secara tegas menyebut: "Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja". Hal ini berdasar pada data riset Global Peace Index tahun 2023 bahwa saat ini ada 91 negara yang terlibat dalam konflik, dimana angka kematian mencapai 238 ribu jiwa, dan dampak kerugian ekonomi naik 17%.
Dibidang agama, sesuai data masyarakat semakin tidak religius, karena ada 29% menyatakan agnostik dan atheis dan menurut data jumlah kekerasan fisik atas nama agama semakin meningkat.
Presiden sendiri berharap agar melalui IIDC ini kita berkomitmen agar ASEAN menjadi teladan toleransi dan jangkar perdamaian dunia. Dengan yakinnya Presiden Jokowi menyatakan bahwa negara-negara ASEAN telah berhasil mempertahankan toleransi yang kuat dengan mengelola keragaman etnis, agama, suku, dan itu bukti ASEAN telah menjadi epicentrum of harmony yg menjaga stabilitas kawasan dan perdamaian dunia. Akhirnya ia berharap agar para tokoh agama memainkan peran konstruktif sehingga IIDC ini menjadi fondasi yang kokoh bagi upaya membangun ASEAN sebagai episentrum perdamaian dan harmoni.