Apresiasi Kinerja Positif Polri Selama Tahun 2024

Media Center 03 Januari 2025

HIDOP ORANG BASUDARA DALAM MALAM PERAYAAN NATAL DAN AKHIR TAHUN 2024

Rajutan persaudaraan atau “hidop orang basudara” di Maluku adalah akar budaya masyarakat yang memiliki nilai sakral. Dalam arti itu, dijaga, dihormati dan dirayakan setiap saat. Suatu pemandangan yang indah di malam persiapan natal (24 Desember 2024) dan akhir tahun 2024 (31 Desember 2024) tampak melalui pengamanan sekitar rumah ibadah di dalam Kota Ambon, Masohi (Maluku Tengah), Tual (Kota Tual), Langgur (Maluku Tenggara), Saumlaki (Kep. Tanimbar), Namlea (Buru), Namrole (Buru Selatan), Dobo (Kep. Aru), dan di Maluku Utara yaitu di Gereja Ayam (Ternate) dan Labuha (Bacan) oleh aparat kepolisian dan remaja masjid serta organisasi kepemudaan Islam, sepertiHMI, GP Anshor, IPPNU, dan organisasi kemasyarakatan seperti Maluku Satu Rasa. Di Maluku Utara (Ternate dan Bacan) malah terlibat langsung pasukan kesultanan Bacan; Kompani Raa sesuai dengan surat Resmi dari Kesultanan.

“Kami sangat bersyukur sebab gerakan (pengamanan, red) ini spontan dilakukan, sebenarnya jauh sebelum konflik Maluku dan semakin dipertebal. Ini menandakan bahwa rasa persaudaraan sebagai contoh praktis toleransi antarumat beragama di Maluku dan Maluku Utara sangat tinggi dan itu menjadi cerminan dari perilaku masyarakat yang cinta damai. Gerakan ini juga terjadi di saat malam takbiran dan shalat Ied pada momentum Idhul Fitri, dimana semua anggota Angkatan Muda GPM akan turut mengamankan takbiran dan shalat ied. Jika ditanyakan kepada mereka, diakui bahwa hal itu merupakan wujud dari komitmen hidop orang basudara, guna menjamin berlangsungnya ibadah secara khusyuk dan penuh damai.” Demikian dikatakan Pdt. Elifas Maspaitella, Ketua MPH Sinode GPM, setelah melayani ibadah malam Akhir Tahun di Gedung Gereja Maranatha, Kota Ambon.

Seorang pemuda dari Maluku Satu Rasa, Muhammad Said, berucap bahwa mereka menggalakan dukungan semua anggota yang beragama muslim dan berbaur dengan remaja masjid dan anggota OKP dan ormas Islam lain untuk bersama-sama menjaga keamanan sekitar Gedung Gereja dan membantu aparat kepolisian dalam melancarkan arus lalu lintas. “Insya Allah, semuanya berjalan lancar dan ibadah basudara Kristen juga berlangsung penuh damai”, lanjutnya.

KESIAPSIAGAAN KEPOLISIAN

Menurut Maspaitella, situasi keamanan di Maluku dan Maluku Utara sangat kondusif, dan itu dicapai bersama di masa Pemilihan Umum Legislatif (14 Februari 2024), Pilkada Serentak (27 November 2024) serta malam Natal (24 Desember 2024), dan malam pergantian tahun 31 Desember 2024 – 1 Januari 2025.

Kami berterimakasih kepada aparat Kepolisian Daerah Maluku dan juga Maluku Utara, dan dukungan TNI dalam hal ini Kodim setempat, sebab semua momentum nasional dan keagamaan itu benar-benar berlangsung dalam situasi masyarakat yang kondusif dan penuh damai. Memang ada beberapa kejadian di beberapa tempat pasca Pilkada, tetapi itu merupakan riak demokrasi yang kiranya berlangsung pada koridor hukum yang berlaku.

Tetapi untuk kondisi keamanan di Malam Natal dan Pergantian Tahun 2024, “bagi kami, aparat kepolisian sangat proaktif dan kesiapsiagaan personil dalam mensukseskan Operasi Lilin 2024 berjalan maksimal dan berhasil baik. Saya yakin ini berkat arahan Kapolda dan kesiapsiagaan semua personil sesuai dengan tujuan operasi lilin tersebut”, jelas Maspaitella.

Dirinya berharap agar kondisi itu menjadi tanda pemulihan keamanan berkelanjutan di Maluku dan Maluku Utara dalam waktu-waktu ke depan, termasuk dalam menyambut hasil pemilihan umum kepala daerah setelah proses di Mahkamah Konstitusi, supaya kita (Maluku dan Maluku Utara, red) bersegera mengejar ketertinggalan menuju kemajuan dan kemaslahatan bagi semua.

“Sekali lagi, kami berterimakasih kepada pimpinan kepolisian di Maluku dan Maluku Utara serta meminta dukungan seluruh masyarakat untuk bersama kepolisian menciptakan kondisi keamanan dan perdamaian berkelanjutan di Maluku dan Maluku Utara, sebagai jaminan keamanan untuk Indonesia”, ucap Maspaitella mengakhiri berita ini.