Akibat Ketidakadilan




Matius 27 : 27 - 31


Ketidakadilan dapat saja terjadi dimana saja termasuk dalam ruang pengadilan sekalipun. Situasi seperti ini dapat terjadi karena mereka yang memiliki peranan penting dalam proses peradilan tidak berani mengatakan ya bagi yang benar atau tidak bagi yang salah. Ketidakadilan yang terjadi dapat berdampak buruk bagi pihak yang diadili yakni penghukuman. Hal seperti inilah yang terjadi dan dialami langsung oleh Yesus, meskipun penderitaan-Nya merupakan rencana Allah demi karya penyelamatan manusia. Ia harus menjalani penderitaan atas kesalahan yang sama sekali tidak diperbuatnya. Ia diolok-olok, diludahi, dipukul kepala-Nya tanpa ada rasa prikemanusiaan sedikitpun (ay. 29-30). Tindakan penganiayaan yang dilakukan kepada Yesus sesungguhnya menunjukkan kebengisan orang-orang yang tidak berpihak kepada kebenaran. Ketidakadilan yang terjadi pada Yesus dapat juga dialami pada diri kita baik di lingkungan masyarakat, gereja dan ruang lingkup terkecil sekalipun seperti keluarga. Misalnya orang tua yang menghukum anaknya tanpa mendengar dan mempertimbangkan dengan baik duduk persoalannya. Namun berdasarkan kisah penganiayaan Yesus dalam bacaan kita hari ini, hendak mengajarkan bahwa memperjuangkan keadilan merupakan hal yang paling penting. Karena dengan memperjuangkan keadilan, sama halnya berpegang kepada kebenaran dan tidak semena-mena terhadap orang lain. Karakter seperti inilah yang harus dihidupi oleh setiap orang percaya serta dipertahankan dalam menjalani kehidupan. Oleh sebab itu tetaplah hidup dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, sehingga memberikan keadilan bagi siapa saja yang ada di sekitar kita. Ingatlah dan camkanlah, katakan ya bagi semua hal yang benar dan tidak bagi semua hal yang salah, agar tidak ada yang menderita karena kesalahan kita.