Kisah Dan Kenangan Di Yotowawa Rai Daisuli




Ketika jangkar kapal dilabuhkan di pelabuhan Wonreli Kisar, pulau itu seperti sedang tersenyum. Hari itu, Jumat, 27 Oktober 2023 pukul 12.00 Wit. Ratusan penumpang dengan Kapal Sabuk Nusantara 71 menuruni tangga perlahan. Puluhan lelaki dan perempuan berbusana warna merah ungu berdiri berjejer. Seorang lelaki tua dari Kisar menyampaikan ucapan selamat datang dalam Bahasa Meher Kisar, tentu ada doa di dalamnya. Ketua Sinode GPM dan Majelis Pekerja Harian Sinode serta tamu undangan diberi topi bulu ayam aneka warna. Tak lupa sopi koli, sambutan selamat datang. Ada aroma Portugis di saat sambutan itu. Lalu mobil-mobil berkejaran mengantar para tamu singgah di pendopo Camat Kisar Selatan. Tak lama datang Bupati dan Wakil Bupati Maluku Barat Daya menyapa para peserta. Kalwedo ! Sapaan khas MTB mengudara.


Segera saja, Pendeta Edy Wajabula yang pernah melayani di jemaat GPM Wonreli Kisar memposting sebuah foto berlatar pelabuhan Wonreli. Tahun 1992 ia diutus melayani di Wonreli, saat ini ia melayani di Jemaat GPM Galala Klasis Pulau Ambon Timur. Tak lupa Pdt John Paays turut meramaikan wall fesbuknya. “Yotowawa Rai Daisuli 19 thn baru jumpa lagi, Kemarau panjang terasa sangat panas rumput menjadi kering tapi di Malam Minggu ada berkat Tuhan di mana Bumi Yotowawa diguyur hujan lebat, Kuasa Tuhan Ajaib.Tuhan luar biasa. Yang ajaib lagi saat kekeringan seperti itu tetapi kambing dan domba hidup dengan rumput kering” tulis mantan Ketua Majelis Jemaat GPM Sumpali Klasis PP Kisar.

Seminggu sebelum kegiatan MPP AMGPM dan MPL Sinode GPM, Pdt Melki Timisela telah tiba di Kisar, tepatnya di Jemaat GPM Lebelau tempat dilaksanakan MPP AMGPM 35. Istrinya yang bermarga Maunary berasal dari Lebelau jadi sudah wajib hukumnya ia datang lebih awal. “Beta lebe awal untuk turut memantau dan membantu persiapan MPP dan MPL” ungkap Ketua Klasis GPM Letti Moa Lakor (Lemola) ini. Pdt Daniel Z Wutwensa yang istrinya asal Kisar juga turut hadir. Mantan Ketua Klasis GPM Wetar yang kini jadi Ketua Majelis Jemaat GPM Pandan Kasturi Klasis Pulau Ambon Timur setia mengikuti tiap rangkaian acara.

Pendeta Nory Titing, Sekretaris Departemen Pengembangan Oikumene Semesta (POS) Sinode GPM menyebutkan bahwa logistik pangan untuk pulau Kisar didatangkan dari pulau Wetar dan pulau Romang. Ia menceritakan bahwa ia sering singgah di Kisar ketika melayani di Jemaat Lurang di pulau Wetar. Saat itu Klasis Wetar dan Damer masih bergabung dengan Klasis Pulau-Pulau Kisar. Ia berfoto bersama Pdt Ely Belwawin, ketua Klasis Kei Besar yang pernah menjadi Ketua Majelis Jemaat GPM Lebelau Klasis Kisar.

Saat merayakan HUT ke-75 Sumpah Pemuda 28 Oktober 2023 di Wonreli, diakhir upacara dilakukan tarian adat Kisar. Selain Ketua Sinode turun menari, juga Hendrik Lewerissa, anggota DRP RI, Novita Anokotta, Anggota DPD RI, tak ketinggalan Ketua Klasis GPM Tanimbar Selatan, Pdt Rein Tupan. “Sebagai anak mantu Kisar wajib bergabung”ungkap Pdt Johny Malle, Ketua Klasis GPM Lease teman seangkatan Pdt Rein. Kepada ketua Sinode dan juga Pendeta Rein dikenakan topi adat dan diberi sebilah pedang adat. Mereka menari dengan gembiranya, menyatu dengan masyarakat dan pimpinan Kabupaten.

Seorang anak negeri Kisar, Pdt John Ilwaru tak menyia-nyiakan kesempatan bersejarah itu. Pdt John yang lahir di Desa Oirata itu datang setelah sekian tahun meninggalkan bumi Yotowawa rai Daisuli tercinta. Pulau yang telah membesarkannya menyambutnya dengan lapang. Pdt John sekarang melayani sebagai Ketua Majelis Jemaat GPM Tuny Klasis Pulau Ambon.  Tak ketinggalan Pdt Bertho Manuata asal desa Sumpali. Pdt Bartho lahir dan besar hingga SMA di Kisar sebelum ke Ambon untuk kuliah. Datang pula Pdt Serly  Potimau asal desa Sumpali, yang kini melayani sebagai ketua majelis jemaat GPM Tasinwaha di Klasis PP Aru. Walau lahir dan besar di pulau Seram Maluku Tengah tetapi Pdt Potimau tidak pernah lupa pada tanah leluhurnya, Yotowawa Rai Daisuli. Turut datang juga Pendeta Marthin Laimeheriwa, asal Yawuru, yang kini melayani di Klasis Pulau Ambon.  Selain itu, Pdt T Latumahina, Ketua Majelis Jemaat GPM Sion Klasis Kota Tual Kei Kecil datang bersama istri dan anaknya. Istrinya berasal dari Abusur Kisar. Terlihat anak mereka sangat senang menapakan kaki di tanah leluhur ibunya. Sebuah langkah kembali ke akar budaya dari pihak ibu.

Malam itu lelaki berselendang tenun Kisar melangkah ke mimbar kecil. Dengan mantap ia menyampaikan laporan penutupan sebagaimana ia menyampaikan laporan diawal sidang MPL. Lelaki itu mengingatkan sosok fenomenal GPM, Pdt Wim Davidz, putra Abusur Kisar yang pernah menjadi Dekan Fakultas Teologi UKIM dan Wasekum MPH Sinode GPM. Lelaki itu adalah Body Davidz, Ketua Panitia MPL 44 sekaligus MPP AMGPM 35. Ia kini salah satu kepala dinas di Kabupaten MBD. Untuk mengenang sosok alm.WD, Pdt Abe Kofit, ketua Klasis PP Bacan membacakan Puisi berjudul “Honoli’ mengenang jejak-jejak penyair GPM, alm, Pdt Wim Davidz.

Pada acara Penutupan MPL, Pdt Allan Laimeheriwa, Ketua Klasis PP Kisar yang juga putra asli Kisar asal Desa Yawuru menyerahkan simbol keberlanjutan MPL 45 kepada Ketua Klasis GPM Serutabar, Pdt Hanny Huwae. Semua peserta dijamu dengan Makan Rahak, sebuah pesta makan tradisi orang Kisar. Sekali lagi, aroma budaya Portugis tercium bersama aroma domba dan sopi koli yang membaui udara Kisar di malam penuh kisah dan kenangan di pulau Kisar, Yototawa Rai Daisuli. Terima kasih untuk semua keramahtamahan dan kasihmu umat dan pelayan Tuhan pada dua momen gerejawi yang bersejarah. Tuhan yang Maha Kuasa menurunkan hujan berkat bagimu. Sungguh kisah dan kenangan yang memesona dan tak terlupakan. Kalwedo ! (RR)



Komentar

Agusthinus Laurika, S.Pd
Agusthinus Laurika, S.Pd
12 November 2023 18:15:30

Sungguh indah kisah nyata yang dialami sendiri oleh penulis cerita diatas, ini sebuah teks recount atau teks yang memceritrakan kembali kisah kisah nyata yang dialami penulis, sungguh baik dan indah diksi diksi yang di gunakan dgn kata penghubungnya yang mengurutkan peristiwa demi peristiwa, saya adalah salah satu putra yotowawa rai daisuli asal desa putihair timur kecamatan kisar utara yang lulus SD di SD INPRES LEBELAU pada tahun 1992 dan setelah lulus saya melanjutkan ke SMP di yawuru , karena kondisi ekonomi , saya berhenti dan merantau ke Ambon dan setelah tiba di ambon saya bekerja di sebuah rumah makan di terminal mardika selama satu tahun yaitu rumah makan ANDA di terminal oto kudamati, kemudian saya berhenti dan bekerja di sebuah BAR di jalan said perintah nama BAR itu adalah KIOS MONA , Kemudian saya melanjutkan SMP dan SMA. Dan lulus SMA tahun 1999. Setelah lulus SMA kristen YPKPM AMBON ,saya melanjutkan kuliah di FKIP jurusan bahasa jerman, namun kakak laki2 saya menyarankan supaya saya mengambil jurusan bahasa inggris karena alasan bahasa jerman prospeknya kurang bagus ke depan dan akhirnya saya kuliah di jurusan bahasa inggris lewat jalur UMPTN, dan jumlah mahasiswa bahasa inggris angkatan 99 itu sebanyak 55 orang namun yang berhasil lulus dan raih gelar sarjana bahasa inggris hanya 9 orang karena banyak yang pindah jurusan karena tidak mampu menghadapi dosen dan mata2 kuliah, dan saya lulus tahun 2006 bersama 8 orang teman seangkatan dan kini kami sudh menjadi PNS pada tahun 2009 di kota ambon , kami 9 orang seangkatan test CPNS di kota madya ambon dan sudh bertugas di sekolah2 di kota ambon dan saya sudh menikah dgn orang tepa marga uniplaita dan sudh dikaruniai 2 orang anak , 1 perempuan dan 1 laki2 , saya terharu dgn apa yang bapak tulis do atas sebagai sebuah pemgalaman yang berharga karena saya berangkat ke ambon tahun 1992 hingga kini belum pernah pulang berlibur disana

AHLUL
Media Center
18 Maret 2024 09:40:55

@Agusthinus Laurika, S.Pd, Puji Tuhan Pak,

Berikan Komentar

Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin