Klasis GPM Pulau Babar Kirim Bantuan Makanan ke KM Sanus 87
Hujan disertai angin kencang telah menyebabkan kapal-kapal menepi di lokasi yang aman. Salah satunya KM Sabuk Nusantara (Sanus) 87 yang berlabuh di pulau Wetang Kabupaten Maluku Barat Daya. Ketua Klasis GPM Pulau-pulau Babar, Pendeta Jean Talahatu melalui saluran telepon mengiyakan kondisi tersebut. Ia kemudian memobilisir bantuan makanan berupa beras dan sarimie untuk dibawa kepada para penumpang KM Sanus 87. “Di pulau Wetang persediaan beras tidak cukup sehingga bantuan didatangkan dari Tepa di pulau Babar besar. Jemaat-Jemaat di Tepa membantu saudara-saudara kita di atas kapal” ungkap Pendeta Tahalatu.
Cuaca laut yang ekstrim membuat mereka harus mencari angkutan speedboat yang lebih besar untuk membawa bantuan pangan ke kapal. “Speedboat kecil rentan gelombang kencang, sehingga kami harus mencari alat transportasi lebih besar” ungkapnya. Untuk diketahui beberapa hari terakhir ini cuaca memang sedang tidak bersahabat. Sebagai contoh Kapal Cepat dari Ambon tujuan Damer dan pulau-pulau di Maluku Barat Daya menunda keberangkatan. “Awalnya kapal rencana berangkat hari Senin tanggal 11 Maret tapi ditunda ke hari Rabu lalu hari Kamis dan hari Senin, 18 Maret 2024 ini karena cuaca ekstrim” ungkap Pendeta Eklin de Fretes, Ketua Majelis Jemaat GPM Bebar Timur yang hendak kembali ke Damer.
Kondisi alam di memang cukup mencemaskan. Para pengguna alat transportasi laut memang perlu waspada dan siaga. Penatua Frans Papilaya, Anggota MPH Sinode GPM dalam perjalanan mendampingi Sidang Klasis GPM Luang-Sermata (Luser) yang menumpangi KM Sanus 87 menginformasikan bahwa kondisi cuaca memang cukup ekstrim. “Kami harus berlabuh di pulau Wetang ketika bertolak dari Luang Sermata dengan pelabuhan tujuan akhir yakni Ambon” ungkap Penatua Papilaya. Inilah realitas konteks wilayah laut pulau yang berhadapan dengan cuaca dan iklim yang berubah-ubah. Kiranya keselamatan penumpang di laut tetap diperhatikan baik oleh pemerintah, pemilik transportasi dan penumpang.