Berperanlah Sebagai Pemimpin Yang Bijak!




2 Taw. 32 : 1 - 8 

Kehidupan ini dengan berbagai dinamikanya merupakan perjuangan iman bagi setiap orang percaya. Sama seperti yang dilakukan oleh Raja Hizkia. Ia tahu bahwa ada tangan besar yang menyertainya lebih dari pada yang menyertai bangsa Asyur. Selain rakyat yang bersama dengannya, ada Tuhan Allah yang senantiasa menyertai Hizkia. Hizkia meyakini penyertaan Allah itu sehingga ia bertindak dan melakukan apa yang baik dan mendatangkan keselamatan bagi bangsanya. Ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya. Suatu sikap yang bijaksana sebagai pemimpin. Sekalipun ia adalah raja namun ia tidak membuat keputusan sendiri. Ia membutuhkan pandangan orang lain dan bekerjasama dengan semua orang di negaranya. Ia membangun sinergisitas dalam upaya pembangunan. Sebagai pemimpin, ia juga menjadi motivator ulung yang mampu menyemangati dan menumbuhkan keparcayaan di hati rakyatnya. Hizkia sangat paham dengan kondisi psikologi rakyatnya karena lawan mereka adalah Asyur. Hizkia memainkan peran-peran pendampingan dan penguatan yang luar biasa bagi rakyatnya. Tipe kepemimpinan seperti ini sangatlah ideal dan mudah diterima dimana saja. Sayangnya, kita lebih sering menemukan pemimpin yang mau berusaha mengenal dan memahami orang-orang yang ia pimpin ketika ia memiliki kepentingan atau tujuan tertentu bagi dirinya. Pemimpin Kristen haruslah tidak demikian. Bahkan ia mesti tahu bahwa kerjanya hanya bisa berhasil jika mendapatkan dukungan dari banyak orang dan Tuhan yang memberkati.

Doa: Tuhan, mampukanlah kami menjadi pemimpin yang bijaksana. Amin