KEPALA BNN DAN SINODE GPM BERSEPAKAT PERANGI NARKOBA MELALUI REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT




Ambon, sinodegpm.id - Mengawali seluruh aktivitas pelayanan tahun 2024, pagi ini (3/1) MPH Sinode GPM menerima kunjungan Kepala BNN RI, Komjen Pol. Marthinus Hukom, di kantor Sinode GPM. Isu dan komitmen untuk memerangi narkoba merupakan bagian dari tanggungjawab bersama pemerintah dan lembaga agama termasuk GPM. Hal itu disampaikan oleh Pdt. E.T. Maspaitella, Ketua MPH Sinode GPM mengawali percakapan bersama dengan Kepala BNN.

Sesuai pengalaman mengelola Densus Anti Teror, Hukom mengakui bahwa terorisme dan narkoba memiliki sifat tertentu yang nyaris sama, yakni menyasar kepada kelompok tertentu secara ekonomi, memiliki daya merusak individu pada aspek akal, tubuh dan kesadaran, bergerak dengan dukungan modal yang signifikan dan memiliki jaringan internasional.

Putra Daerah Maluku dengan tiga bintang di pundak ini menyampaikan pula bahwa guna penanganan kasus narkoba secara lebih baik, selain langkah-langkah yang sudah dikerjakan selama ini, penting pula dilakukan profiling terhadap baik pengguna dan pengedar. Dengan profiling maka akan diketahui motiv yang mendasar sehingga penanganan pencegahan awal menjadi lebih tepat. Selain itu profiling akan kelihatan juga faktor dukungan lingkungan. Sehingga usaha pelibatan elemen masyarakat dari lingkungan dapat dilakukan secara maksimal.

Meresponi hal itu, Maspaitella mengakui bahwa gereja turut bertanggungjawab melalui pembinaan umat guna membentuk kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba. Disadari bahwa sesuai data, selain generasi muda, tetapi juga ibu-ibu rumah tangga yang sedang menjalani masa penahanan akibat dari penyalahgunaan narkoba dalam hal ini sebagai pengedar, dan mereka bisa saja menjadi korban karena alasan-alasan yang beragam. 

Pada sisi itu, Hukom dan Maspaitella sepakat perlu pembinaan dan rehabilitasi berbasis masyarakat dengan memanfaatkan aktor-aktor yang secara tradisional memiliki pengaruh di dalam masyarakat, dalam hal ini orang tua, pendeta, pastor dan ustad, guru serta raja/kepala desa. Setiap aktor tradisional ini memiliki sistem dan lembaga yang harusnya efektif guna menyentuh semua lapisan masyarakat. Khusus mengenai rehabilitasi berbasis masyarakat, menurut Hukom, hal ini sangat membantu ketika tidak ada pusat rehabilitasi yang permanen di suatu wilayah, terutama wilayah kepulauan seperti Maluku. Baginya pula dengan rehabilitasi berbasis masyarakat maka pencegahan bisa dilakukan di masing-masing lokasi, sehingga mata rantai penyebarannya bisa diputuskan.

MERANGSANG PERTUMBUHAN KUALITAS PENDIDIKAN DAN EKONOMI

Dalam kesempatan itu, baik BNN dan Sinode GPM menaruh harapan bersama pada upaya peningkatan kualitas pendidikan dan ekonomi.


Menurut Maspaitella, dalam lima tahun ini (2021-2025) Sinode GPM memang fokus pada dua isu besar yaitu pendidikan dan kualitas ekonomi keluarga. 

Tentang kualitas pendidikan pihaknya berusaha melalui penataan sekolah-sekolah YPPK Dr. J.B. Sitanala, sedangkan untuk kualitas ekonomi keluarga dilakukan melalui GKM yang mencakup Gerakan Keluarga Menanam, Memasarkan dan Memasarkan hasil usaha keluarga, sehingga bisa mengubah orientasi kerja dan membentuk aktivitas produktif di kalangan keluarga dan warga gereja.